Ekonomi Sirkular Efektif Tangani Persoalan Sampah

Ekonomi Sirkular. Foto: Medcom.id.

Ekonomi Sirkular Efektif Tangani Persoalan Sampah

Arif Wicaksono • 24 February 2024 11:08

Jakarta: Pemerintah Indonesia mencanangkan target Indonesia Bersih Sampah 2025.  Untuk mewujudkan target tersebut, berbagai inisiatif sudah dilakukan, termasuk meningkatkan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah serta mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam penanggulangan permasalahan sampah.
 

baca juga:

SPBU Hidrogen Diyakini Mampu Topang Ketahanan Energi Nasional

 

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, dari 17 juta ton timbulan sampah pada 2023, Pemerintah Indonesia telah berhasil mengelola sekitar 66,47 persen sampah (11,5 juta ton sampah).

Dari total timbulan sampah ini, hampir 16 persen (2,78 juta ton) sampah berhasil dikurangi dan 50 persen (8,8 juta ton) sampah berhasil ditangani. Namun untuk mencapai target pengelolaan sampah 100 persen masih dibutuhkan peran aktif berbagai pihak untuk menerapkan pengelolaan sampah yang strategis. Berdasarkan studi The Economic, Social and Environmental Benefits of A Circular Economy in Indonesia, ekonomi sirkular merupakan salah satu solusi untuk menangani permasalahan sampah.

Berangkat dari potensi tersebut, AQUA mendukung penerapan ekonomi sirkular di Indonesia. Dimulai sejak 2018, AQUA menerapkan tiga fokus utama yang menjadi pilar pendekatan ekonomi sirkular yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi kepada konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk.

Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo menuturkan AQUA turut berkontribusi membangun unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU). Recycling Business Unit (RBU) merupakan model sosial bisnis daur ulang untuk mengolah kembali sampah botol plastik menjadi cacahan plastik yang merupakan bahan baku produk daur ulang.

"Saat ini, pasokan bahan baku berupa recycled PET masih menjadi tantangan implementasi ekonomi sirkular dan daur ulang di Indonesia, oleh karenanya, para pelapak serta infrastruktur pengumpulan sampah seperti RBU yang dilengkapi dengan perangkat pendukungnya memegang peranan penting," jelas dia dalam keteranganya, Sabtu, 24 Februari 2024.

Selain turut mengembangkan RBU, AQUA juga mengembangkan dan mendampingi 10 collection center, 20 TPS3R, lebih dari 100 bank sampah unit dan sebanyak 4 bank sampah induk dengan jaringan kurang lebih 7947 pemulung di seluruh Indonesia.

“Komitmen AQUA dalam membantu menanggulangi permasalahan sampah plastik, juga diwujudkan melalui inovasi kemasan produk dengan menghadirkan AQUA Life dengan kemasan 100 persen  rPET (recycled PET) dan penggunaan hingga 25 persen material daur ulang di seluruh produknya.,” papar dia.

Beragam rangkaian upaya serta kolaborasi AQUA dalam mendorong penerapan ekonomi sirkular membuat perusahaan berhasil mengumpulkan 22.000 ton sampah plastik yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.

“AQUA meyakini bahwa model ekonomi sirkular merupakan salah satu solusi terbaik dalam mengatasi masalah sampah di Indonesia. Metode ini juga mampu meningkatkan pendapatan keluarga yang berujung pada perbaikan taraf hidup, serta menerapkan inklusivitas ke banyak pihak dan sektor agar dapat ikut berpartisipasi dan merasakan dampak positif dari inisiatif ini,” tutup Karyanto.

mendorong berkurangnya timbunan sampah di Jabodetabek

Koordinator Operasional di RBU AQUA di Tangerang Selatan, Leha menuturkan RBU Tangerang Selatan memiliki misi mengelola sampah sebanyak-banyaknya untuk mengurangi timbulan sampah, khususnya di daerah Jabodetabek.

"Dalam menjalankan misi tersebut, kami secara konsisten meningkatkan target pengumpulan sampah dan kemitraan kami. Per 2024, kami menargetkan 150 ton sampah terkumpul per bulan. Untuk pengumpulan sampah, kami telah bermitra dengan 500 pengepul sampah, 20 bank sampah, serta bekerjasama dengan sejumlah outlet makanan dan minuman, instansi pemerintah, sekolah serta beberapa outlet industri lainnya untuk mencapai target tersebut," jelas dia.

Leha menambahkan, dalam perjalanannya, kegiatan operasional RBU Tangerang Selatan terus bertumbuh. Untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang RBU di Bekasi, Sukabumi dan Gunung Sindur.

Menurut Leha, sebelum RBU hadir di Tangerang Selatan, para pemulung, pelapak dan pengepul kesulitan untuk menjual sampah botol plastik (PET) dan sampah bernilai ekonomis lainnya (Non PET). RBU juga memberdayakan pemulung, pelapak, dan pengepul sampah.

Mereka diberikan edukasi dan diikutsertakan dalam program peningkatan kesejahteraan dan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan keliling, mendapatkan kartu BPJS Kesehatan, dan pemberian vitamin. Jumlah penerima manfaat mencapai 100 individu per bulan. Mereka juga mendapatkan bantuan sembako untuk peningkatan gizi keluarga.

Salah satu pelapak mitra RBU Tangerang Selatan, Sarmanah, turut menyampaikan rasa syukurnya dengan kehadiran RBU.

"RBU memberikan harga beli yang paling tinggi dan menyediakan fasilitas pengambilan sampah terjadwal yaitu 2 kali setiap minggunya,” ujar Bu Sarmanah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)