Ilustrasi SPBU Hidrogen. Foto: Dokumen Kementerian ESDM
Annisa Ayu Artanti • 25 February 2024 14:21
Jakarta: Pembangunan Hydrogen Refueling Station (HRS) oleh PT PLN (Persero) diharapkan mampu menopang ketahanan energi nasional di era krisis iklim.
Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu menyampaikan, apresiasinya atas komitmen PLN mendorong ekosistem hijau berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).
Pembangunan HRS ini ia anggap sebagai breakthrough PLN terkait pemanfaatan hidrogen hijau.
“Melalui peresmian ini, PLN menunjukkan karya nyata dan bukti konkrit energi hidrogen merupakan satu keniscayaan bagi Indonesia," kata Jisman dalam siaran pers, Minggu, 25 Februari 2024.
Jisman menyampaikan, saat ini terjadi pergeseran dalam sistem produksi dan substitusi energi ke sumber energi baru terbarukan yang bebas emisi karbon.
Transisi energi navigasi perubahan iklim
Oleh karena itu, di Indonesia, transisi energi sebagai upaya navigasi perubahan iklim sekaligus menjadi salah satu strategi menjaga ketahanan energi.
Jisman menambahkan pengembangan ekosistem kendaraan berbasis hidrogen mencerminkan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam memperluas akses terhadap teknologi bersih dan terjangkau masyarakat. Tujuannya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Hidrogen diidentifikasi sebagai satu-satunya pembawa energi nol karbon selain listrik, khususnya upaya dekarbonisasi sektor transportasi,” jelas Jisman.
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dyah Roro Esti juga mengatakan sangat mendukung langkah PLN untuk terus memperkuat ekosistem transportasi hijau. Hal ini sejalan dengan visi misi komisi VII dalam menyukseskan transisi energi di Indonesia.
“Jadi saya itu multi peran sebagai brand ambassador Hidrogen dan anggota Komisi VII juga, kami tentunya sangat amat mendukung, turut menyukseskan bagaimana negara Indonesia mewujudkan transisi energi,” ujar Roro.