Netanyahu Sebut Pembahasan Usulan Gencatan di Lebanon Akan Berlanjut

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: The New York Times

Netanyahu Sebut Pembahasan Usulan Gencatan di Lebanon Akan Berlanjut

Fajar Nugraha • 27 September 2024 16:28

Tel Aviv: Pemerintah Benjamin Netanyahu menghadapi pertentangan internal terhadap usulan gencatan senjata internasional. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Jumat bahwa pembahasan inisiatif gencatan senjata yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk Lebanon akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

Pernyataan ini mengikuti pernyataan sebelumnya oleh Netanyahu yang menunjukkan keengganan terhadap usulan gencatan senjata internasional yang dipimpin oleh Washington. Usulan itu akan melibatkan penghentian sementara permusuhan selama 21 hari di Lebanon sementara negosiasi untuk gencatan senjata permanen berlangsung. Namun, gencatan senjata tersebut tidak akan meluas ke Gaza.

Kantor Netanyahu mengatakan bahwa "awal minggu ini, AS menyampaikan kepada Israel niatnya untuk mengajukan, bersama dengan mitra internasional dan regional lainnya, usulan gencatan senjata di Lebanon."

"Tim kami bertemu (Kamis, 26 September) untuk membahas inisiatif AS dan bagaimana kami dapat memajukan tujuan bersama untuk mengembalikan orang-orang dengan aman ke rumah mereka. Kami akan melanjutkan diskusi tersebut dalam beberapa hari mendatang, ucap pernyataan Kantor Netanyahu, seperti dikutip Anadolu, Jumat 27 September 2024.

Pemerintahan Netanyahu menghadapi pertentangan internal terhadap usulan gencatan senjata tersebut.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengancam akan menarik diri dari koalisi jika kesepakatan gencatan senjata permanen tercapai di Lebanon.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, pemimpin Partai Zionisme Religius, dan Menteri Urusan Diaspora Amichai Chikli dari partai Likud milik Netanyahu juga mengkritik rencana gencatan senjata tersebut. Mereka memperingatkan bahwa rencana tersebut akan memberi waktu bagi Hizbullah untuk berkumpul kembali dan memperkuat diri.

Pada Kamis, pernyataan bersama dari 12 negara dan organisasi, termasuk AS dan Prancis, menyerukan gencatan senjata sementara antara Israel dan Hizbullah untuk memungkinkan upaya diplomatik.

Namun, pernyataan tersebut tidak mencakup Gaza, meskipun Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah berulang kali mengaitkan gencatan senjata di Lebanon dengan penghentian perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang telah berlangsung selama hampir satu tahun.

Israel telah menggempur Lebanon sejak Senin pagi, menewaskan sedikitnya 677 orang dan melukai lebih dari 2.500 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Lebanon.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.500 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh Hamas Oktober lalu.

Masyarakat internasional telah memperingatkan terhadap serangan terhadap Lebanon, karena hal itu meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik Gaza secara regional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)