Bangladesh Bakal Naikkan Suku Bunga

Bangladesh. Foto: Unsplash.

Bangladesh Bakal Naikkan Suku Bunga

Arif Wicaksono • 22 August 2024 19:21

Bangladesh: Bank sentral Bangladesh akan menaikkan suku bunga menjadi sembilan persen dari 8,5 persen dalam beberapa hari mendatang. Penaikan ini sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi yang melonjak.
 

Baca juga:

Baca juga: Siap-siap, The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga di September


Melansir Channel News Asia, Kamis, 22 Agustus 2024, langkah ini dilakukan setelah berminggu-minggu kerusuhan politik di negara tersebut yang memicu kenaikan tajam inflasi, menyentuh 11,66 persen pada Juli.

Inflasi naik di tengah perjuangan yang sedang berlangsung akibat menyusutnya cadangan devisa dan ekspor dari industri garmen andalan yang terpukul.

Gubernur Bank Sentral Bangladesh Ahsan H. Mansur, yang ditunjuk seminggu yang lalu, juga mengatakan bahwa ia akan menaikkan suku bunga hingga 10 persen atau lebih dalam beberapa bulan mendatang.

Dia sebelumnya mengatakan bahwa meskipun inflasi akan turun secara signifikan pada tahun depan, penurunan suku bunga akan memakan waktu lebih lama.

Mansur ditunjuk oleh pemerintahan sementara Bangladesh yang dipimpin oleh ekonom pemenang hadiah Nobel Muhammad Yunus yang dilantik setelah tergulingnya Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang melarikan diri ke India bulan ini setelah terjadi pemberontakan dengan kekerasan terhadapnya.

Pembicaraan dengan IMF

Mansur juga mengatakan sedang melakukan pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menambah jumlah dana talangan sebesar tambahan USD3 miliar. IMF telah menyetujui program pinjaman senilai USD4,7 miliar dengan negara tersebut pada Januari 2023.

Dia mengatakan negaranya sedang mencari tambahan USD1,5 miliar dari Bank Dunia dan masing-masing USD1 miliar dari Bank Pembangunan Asia dan Badan Kerjasama Internasional Jepang.

Hingga tanggal 30 Juni, Bank Dunia mempunyai komitmen total sebesar USD2,85 miliar kepada Bangladesh, yang perekonomiannya bernilai USD450 miliar dan merupakan negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia beberapa tahun yang lalu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)