Tim SAR gabungan berjibaku mengevakuasi korban kesembilan banjir bandang di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Jumat (28/11/2025). Hingga hari ketiga Tim SAR gabungan masih mencari para korban hilang akibat bencana hidrometeorologi tersebut. ANTARA/Muhamm
Media Indonesia • 28 November 2025 22:35
Agam: Jumlah korban meninggal akibat banjir bandang yang melanda Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, kembali bertambah. Berdasarkan pembaruan data Pusdalops PB BPBD Kabupaten Agam per Jumat, 28 November 2025, pukul 20.00 WIB, tercatat 60 orang meninggal, sementara 69 lainnya masih dinyatakan hilang.
“Rekapitulasi BPBD Agam mencatat 60 meninggal dunia, 69 hilang. Jadi 129 total korban,” ujar Operator Pusdalops PB BPBD Agam, Genta Rahmadani.

Tim gabungan sedang evakuasi korban yang terseret banjir bandang di Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam. ANTARA/HO-Basarnas Padang.
Menurut Genta, medan pencarian di empat jorong terdampak sangat berat karena wilayah tertutup lumpur, material banjir bandang, serta pepohonan tumbang. Hingga kini, proses evakuasi dan identifikasi korban masih terus berlangsung.
Korban Terbanyak di Koto Alam
Koto Alam menjadi wilayah yang mengalami dampak terparah, dengan 27 korban meninggal, terdiri dari 21 korban yang telah teridentifikasi dan enam lainnya masih dalam proses identifikasi. Tiga warga setempat masih hilang, yakni Mak Dahan, Piano, dan Sides.
Daftar korban teridentifikasi didominasi warga Sawah Laweh, Sp. Dingin, dan Koto Alam.
Korban di Kampung Tengah dan Salareh Aia
Di Jorong Kampung Tengah, tercatat tujuh warga meninggal, sementara 12 orang masih hilang, termasuk sejumlah anak-anak. Pada wilayah lain, sembilan korban meninggal telah ditemukan, sedangkan empat warga yalni Nelfi, Yuniarti, Fajar, dan Rahma masih belum ditemukan.
Subarang Aia, Lokasi dengan Korban Hilang Terbanyak
Subarang Aia menjadi titik paling kritis dengan 17 korban meninggal dan 50 orang hilang.
“Di Subarang Aia saja ada 50 orang hilang. Ini tantangan besar bagi tim SAR karena area tertimbun lumpur dan pepohonan,” jelas Genta.
Operasi Pencarian Masih Berlanjut
BPBD Agam menegaskan proses pencarian korban belum berhenti. Tim SAR gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, relawan nagari, dan masyarakat terus melakukan penyisiran, baik secara manual maupun menggunakan alat berat di beberapa titik.
Proses identifikasi korban dilakukan di posko darurat yang didirikan di Koto Alam dan Kampung Tengah. BPBD juga mengimbau masyarakat melaporkan anggota keluarga yang belum ditemukan, mengingat sejumlah korban ditemukan dalam kondisi yang sulit dikenali.