Semarang Dilirik Investor untuk Memperkuat Layanan Perbankan

Jakarta: Kawasan Semarang menjadi sasaran investor. Pemilik modal tertarik menanam modal di kawasan Jawa Tengah itu, khususnya investor yang bergerak di bidang pelayanan.

“Dengan banyaknya investasi yang masuk, terutama dari Taiwan, kami melihat Semarang sebagai wilayah strategis untuk memperkuat layanan kami," kata Presiden Direktur Bank CTBC Indonesia, Iwan Satawidinata, dalam keterangan tertulis, Selasa, 9 Desember 2025.

Hal tersebut diungkap Iwan saat membeberkan perluasan cabang CTBC ke Semarang. Kantor cabang dibuka di Jalan Gajah Mada No. 113, Kelurahan Miroto, Kota Semarang.

Kehadiran kantor cabang ini menjadi bagian dari strategi ekspansi Bank CTBC Indonesia. Khususnya, setelah 14 tahun tidak membuka jaringan baru.

"Kehadiran kantor cabang ini juga bertujuan mendukung nasabah yang memindahkan operasional pabriknya ke Jawa Tengah,” kata Iwan.
 

Menurut Iwan, Semarang dan wilayah Jawa Tengah memiliki potensi ekonomi yang terus berkembang. Terutama, dengan derasnya arus investasi asing.

Kawasan industri di Batang, Kendal, hingga Semarang menjadi destinasi baru bagi investor dari Taiwan, Tiongkok, dan Hong Kong. "Banyak dari mereka merupakan nasabah CTBC di negara asalnya, dan kini mulai merelokasi pabriknya ke Jawa Tengah," ujar Iwan.

Menurut Iwan, Foreign Direct Investment (FDI) menjadi penggerak penting ekonomi Indonesia. Karena itu, kehadiran kantor cabang di Semarang harapannya mampu mendukung kebutuhan layanan perbankan bagi para pelaku usaha yang tengah melakukan ekspansi maupun relokasi. 

Bank CTBC Indonesia selama ini terkenal fokus pada layanan corporate banking dan commercial banking. Segmen itu pula yang menjadi target utama cabang Semarang.


Pembukaan cabang Bank CTBC di Semarang. Foto: Istimewa

Iwan menyebut banyak nasabah CTBC mengelola pabrik skala besar, termasuk industri alas kaki, sektor yang kuat di Taiwan, yang memproduksi sejumlah merek global seperti Nike dan On Running.

Sebagian dari pabrik tersebut kini beroperasi di Jawa Tengah dan Jawa Barat, dengan penyerapan tenaga kerja yang bisa mencapai 10.000 hingga 15.000 orang dalam satu fasilitas.