Lesunya Penjualan Rumah Tekan Kinerja Pengembang Properti Terbesar Tiongkok

Vanke. Foto: Mingtiandi.

Lesunya Penjualan Rumah Tekan Kinerja Pengembang Properti Terbesar Tiongkok

Arif Wicaksono • 31 August 2024 13:40

Beijing: Pengembang perumahan Tiongkok Vanke mengumumkan kerugian signifikan pada semester pertama tahun ini. Menurut firma spesialis CRIC, Vanke adalah pengembang terbesar pada tahun lalu dalam hal penjualan.
 

Baca juga: BYD Laporkan Laba Bersih Melonjak 24,4%


Perusahaan melaporkan kerugian bersih sebesar 9,9 miliar yuan pada paruh pertama tahun yang berakhir pada 30 Juni 2024. Jumlah tersebut lebih tinggi dari estimasi yang dibuat oleh kelompok tersebut bulan lalu, yang meramalkan kerugian bersih antara 7 dan 9 miliar yuan.

"Diperlukan waktu untuk memulihkan kepercayaan warga dalam membeli rumah," kata perusahaan itu dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 31 Agustus 2024.

Vanke mencatat laba bersih sebesar 9,9 miliar yuan selama periode yang sama pada tahun 2023 meskipun menghadapi tantangan ekonomi.

Perusahaan ini sebagian dimiliki oleh pemerintah kota Shenzhen di Tiongkok selatan, yang pernah dianggap sebagai jaminan soliditasnya.

Pasar real estate Tiongkok tengah bergulat dengan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan beberapa pengembang di ambang kebangkrutan dan harga properti yang lebih rendah menghalangi konsumen untuk berinvestasi di tengah ekonomi yang melambat.

penurunan rating

Lembaga pemeringkat Moody's sekali lagi menurunkan peringkat kredit Vanke satu tingkat bulan ini menjadi B1, yang menandakan peringkat tersebut sangat spekulatif.

Kemunduran tersebut menjadikan Vanke sebagai pengembang Tiongkok terbaru yang terjebak dalam krisis yang meningkat dalam sektor real estat, setelah Evergrande dan Country Garden.

Industri ini, yang mengalami pertumbuhan pesat selama dua dekade seiring meningkatnya standar hidup di seluruh Tiongkok, telah lama menyumbang lebih dari seperempat PDB negara tersebut.

Dalam upaya untuk menghidupkan kembali aktivitas, pihak berwenang telah memperkenalkan berbagai tindakan insentif dan membuat pengumuman dukungan negara.

Tetapi upaya-upaya tersebut sejauh ini hanya memberikan dampak kecil pada sektor yang sedang sakit. Kota-kota besar di Tiongkok mengalami penurunan harga real estat lagi pada Juli, yang mengindikasikan permintaan masih lemah.

Perusahaan real estat lokal berjuang melawan krisis di seluruh industri yang diperparah dengan menurunnya penjualan rumah di tengah ekonomi yang lesu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)