Bank Dunia Bakal Tingkatkan Dampak Teknologi untuk Mempercepat Pembangunan

Seoul: Wakil Presiden Bank Dunia untuk Transformasi Digital, Kim Sang-bu, menguraikan misinya untuk meningkatkan dampak teknologi digital dalam mempercepat pembangunan.

“Teknologi digital telah menjadi fokus penting ketika Bank Dunia memajukan inisiatif yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan,” kata Kim dikutip dari Korea Herald, Rabu, 7 Agustus 2024.
 

baca juga: Bank Dunia Prediksi Ekonomi Thailand Menyusut ke 2,4%

Dia menuturkan tantangan terbesarnya adalah memastikan negara-negara berpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses internet dapat memperoleh manfaat dari kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan.

Seminggu yang lalu, organisasi yang berbasis di Washington ini mengumumkan penunjukan Kim sebagai wakil presiden transformasi digital yang pertama, sebuah peran yang baru ditetapkan tahun ini untuk mengatasi masalah akses digital di negara-negara berkembang.

Menurut Kim, hampir 2,7 miliar orang di seluruh dunia masih kekurangan akses internet. Di Timur Tengah, hanya 35 persen penduduknya yang mengakses internet, sementara di Afrika angkanya turun menjadi 7 persen.

“Di negara-negara paling miskin di dunia yang masyarakatnya terhubung, hanya 5 persen masyarakatnya yang dapat mengakses kecepatan melebihi 10 Mbps (10 megabyte per detik),” jelasnya.

Mengatasi solusi digital

Untuk secara efektif menutup kesenjangan digital, Kim menekankan perlunya dukungan teknologi dan kebijakan yang disesuaikan dengan situasi unik setiap negara.

Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada perluasan koneksi jaringan tetapi juga pada perbaikan kualitatif, termasuk pengembangan solusi AI yang lebih ringan dan infrastruktur yang dapat beradaptasi untuk wilayah tertinggal.

“Bank Dunia akan berkonsentrasi membantu negara-negara berpenghasilan rendah dengan cepat membangun pasar melalui berbagai program dukungan keuangan dari organisasi afiliasi kami.” tegas dia.

Kim adalah warga negara Korea Selatan pertama yang memegang posisi senior di Bank Dunia sejak negara tersebut bergabung dengan organisasi tersebut pada 1995. Sebagai pakar digital berpengalaman dengan karier selama 27 tahun, Kim membawa pengalaman luas baik dari sektor publik maupun swasta.