Tren Minum Kopi di Indonesia Naik

Jakarta: Di tengah kenaikan harga kopi dunia, tren minum kopi di Indonesia tetap tinggi. Hal ini tak lepas dari gaya hidup masyarakat yang tiada hari tanpa menyeruput secangkir kopi.

Di Indonesia tren minum kopi mengalami kenaikan positif. Menurut Organisasi Kopi Dunia atau International Coffee Organization, tingkat konsumsi kopi Indonesia tumbuh 44 persen dalam periode 10 tahun, dari Oktober 2008 hingga September 2019.

Pertumbuhan konsumsi kopi pun tercatat tumbuh 16 persen setiap tahunnya.

Dan meski harga jual kopi naik, minat pembeli tak surut. Hal ini diakui oleh Atin, salah satu pemilik warung di Pasar Kopro, Jakarta Barat. Dalam satu hari ia mengaku menjual hingga 50 gelas kopi kepada pelanggan. Berbagai jenis kopi saset dijualnya. Yang paling laris ialah kopi hitam.
 

Baca juga: Kopi tetap Diminati, walau Harganya Naik

“Alhamdulillah, masih banyak yang beli kopi. Mungkin karena pada suka kopi. Jadi harga naik nggak pengaruh, tetap pada ngopi,” kata Atin.

Kopi memang telah menjadi bagian dari gaya hidup bahkan jadi kebutuhan masyarakat. Mereka menyebut tak masalah jika harga kopi naik, asalkan kualitas juga tetap baik.

“Yang penting sih kualitasnya, ya. Kita tetap ngopi karena kebutuhan,“ ucap penikmat kopi, Agung.
 

Baca juga: Krisis Iklim Picu Harga Kopi Semakin Pahit

 

Faktor Pemicu Kenaikan Harga Kopi

Sementara itu terkait kenaikan harga kopi, Ketua Departemen Spesialisasi & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Moelyono Soesilo, menjelaskan penurunan produksi kopi terjadi untuk jenis kopi robusta akibat faktor cuaca. Bahkan negara penghasil kopi terbesar dunia, yaitu Brasil, juga terdampak.

Panen kopi di Indonesia tahun 2023 menurun tajam hingga 30 persen karena cuaca basah sehingga mengakibatkan proses pembungaan gagal menjadi buah kopi.

Penurunan produksi kopi saat ini berkaitan dengan siklus tahunan produktivitas yang tinggi pada tahun setelah kemarau panjang.

International Coffee Organization pun melaporkan harga grosir kopi robusta telah naik 17 persen pada 2024. Kenaikan ini tercatat menjadi yang terbesar sejak 1979.