Pakistan. Foto: Unsplash.
Islamabad: Menteri Keuangan Pakistan Muhammad Aurangzeb mengatakan akan mendapatkan program pendanaan baru dari Dana Moneter Internasional (IMF) setelah anggaran fiskal tahunan negara yang kekurangan uang itu disahkan menjadi undang-undang.
"Saya sangat optimis kita akan mampu mencapai garis akhir untuk Program Dana Perpanjangan, yang sifatnya akan lebih besar dan lebih lama," kata dia, dilansir
Channel News Asia, Senin, 1 Juli 2024.
Anggaran tersebut dikeluarkan menjelang pembicaraan lebih lanjut dengan IMF mengenai pinjaman antara USD6 miliar hingga USD8 miliar guna menghindari gagal bayar utang di Pakistan, negara dengan pertumbuhan ekonomi paling lambat di Asia Selatan.
Dia mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerintahnya akan berupaya mengamankan program IMF berikutnya untuk menjamin stabilitas ekonomi.
Sebelumnya Parlemen Pakistan mengesahkan rancangan undang-undang keuangan pemerintah yang banyak pajak untuk tahun fiskal mendatang. Pada bulan April, Pakistan menyelesaikan program jangka pendek senilai USD3 miliar, yang membantu mencegah gagal bayar negara.
Target pertumbuhan ekonomi Pakistan
Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pakistan mengatakan target pertumbuhan sebesar 3,6 persen, sementara inflasi kemungkinan akan moderat hingga 12 persen pada 2025. Bank sentral pakistan memperkirakan pertumbuhan PDB riil sebesar 2 hingga 3 persen untuk tahun fiskal 2024.
Pada Mei, dalam laporan setengah tahunannya, bank sentral Pakistan mengatakan perekonomian Pakistan sedang bergulat dengan hambatan struktural yang diperburuk oleh ketidakpastian politik, meskipun ada beberapa perbaikan dalam indikator makroekonomi.