Harga Bitcoin Bakal Meroket di Tengah Lesunya Dolar AS

Ilustrasi bitcoin. Foto: Unsplash.

Harga Bitcoin Bakal Meroket di Tengah Lesunya Dolar AS

Husen Miftahudin • 13 May 2024 11:37

Jakarta: Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai dolar AS terhadap sekeranjang mata uang asing, digadang akan menjadi salah satu faktor utama yang menyokong kenaikan pada harga bitcoin (BTC).

Melansir Investing.com, Senin, 13 Mei 2024, DXY telah turun sebesar 1,1 persen sejak mencapai puncak enam bulan pada 1 Mei 2024. Penurunan ini menandakan prospek yang menjanjikan untuk paruh kedua tahun ini bagi BTC, menurut analis di Bitfinex.

Secara historis, bitcoin dan DXY menunjukkan korelasi terbalik yang mencolok, yang berarti penurunan dalam DXY sering kali sesuai dengan peningkatan nilai bitcoin.
 

Kebijakan FOMC dan dampaknya


Crypto Briefing melaporkan, menyusul pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu lalu, DXY mengalami penurunan tajam sebesar 1,85 persen hingga 3 Mei 2024, diikuti oleh pemulihan moderat ke level 105,32 pada saat analisis ini.

Volatilitas dalam DXY ini sebagian besar disebabkan oleh posisi dovish FOMC, yang menandakan potensi pengurangan suku bunga dalam waktu dekat.

Selain itu, rilis data Non-Farms Payroll dalam kerangka waktu yang sama menunjukkan pelemahan pasar kerja. Data ini, yang menunjukkan penambahan pekerjaan lebih sedikit dari yang diharapkan, mempercepat penurunan pada dolar AS.

Ini, pada gilirannya, meningkatkan kinerja aset risiko di seluruh papan, termasuk bitcoin dan pasar ekuitas AS. Koneksi antara data pekerjaan yang lemah dan kinerja aset risiko sering kali diawasi ketat oleh investor.

Pertumbuhan pekerjaan yang kurang dari yang diharapkan menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan perlambatan ekonomi. Penurunan ekonomi meningkatkan kemungkinan The Fed memangkas suku bunga.

Suku bunga yang lebih rendah, atau sekedar antisipasi dari pemotongan suku bunga, cenderung mengurangi hasil pada investasi dalam dolar AS, membuat mata uang ini kurang menarik. Penurunan daya tarik ini dapat menyebabkan pelemahan DXY lebih lanjut.

Seiring berkembangnya skenario ini, membuka jalan bagi dolar yang lebih lemah dan kemungkinan harga bitcoin yang lebih kuat dalam beberapa bulan mendatang. Analis di Bitfinex optimis, memproyeksikan lingkungan yang sangat bullish bagi Bitcoin di kuartal ketiga dan keempat tahun ini.

Namun, mereka juga mengingatkan bahwa ketidakpastian pasar kemungkinan akan tetap ada dalam jangka pendek, mempertahankan lingkungan volatilitas rendah sampai Federal Reserve mulai mengecilkan langkah-langkah pengetatan kuantitatif (QT) mereka pada Juni.
 
Baca juga: Bitcoin (BTC) Rebound di Awal Mei 2024
 

Fase akumulasi pascahalving bitcoin


Periode pascahalving dalam siklus bitcoin juga merupakan faktor kritis untuk dipertimbangkan. Menurut trader Rekt Capital, harga bitcoin saat ini berada dalam fase akumulasi pascahalving, pola yang diamati dalam siklus sebelumnya.

"Bitcoin akan retracing cukup dalam untuk meyakinkan bahwa bull market telah berakhir dan kemudian akan melanjutkan tren naiknya," ujar Rekt Capital dalam sebuah tweet.

Selama fase ini, bitcoin biasanya mengalami penurunan signifikan, mengguncang keyakinan investor yang mungkin percaya siklus bullish telah berakhir, hanya untuk kemudian melanjutkan tren naiknya.

Siklus penurunan dan pemulihan ini tidak hanya menguji keteguhan investor jangka panjang tetapi juga memberikan peluang bagi investor baru untuk masuk ke pasar dengan harga yang lebih rendah.

Antisipasi seputar pengecilan QT dan efek potensial dari ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan dapat berkontribusi terhadap dinamika pasar ini.

Bagi investor dan analis yang memantau Bitcoin, pergerakan DXY merupakan hal yang sangat menarik. Pelemahan dolar sering kali menyebabkan pergeseran preferensi investor ke aset alternatif, termasuk kripto seperti Bitcoin.

Ketika dolar kian loyo, daya tarik Bitcoin mungkin tumbuh, terutama sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan devaluasi mata uang. Selanjutnya, lanskap ekonomi global memainkan peran penting dalam membentuk lintasan baik dolar maupun Bitcoin.

Faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik, negosiasi perdagangan, dan perubahan dalam kebijakan luar negeri dapat memengaruhi sentimen pasar dan kekuatan mata uang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)