Koalisi Ojol Nasional Tak Ikut Aksi Tuntut Potongan Aplikator

Suasana demonstrasi di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 21 Juli 2025. Dokumentasi/ istimewa

Koalisi Ojol Nasional Tak Ikut Aksi Tuntut Potongan Aplikator

Deny Irwanto • 22 July 2025 08:10

Jakarta: Koalisi Ojol Nasional (KON) yang dikenal sebagai salah satu wadah pengemudi online dengan jumlah anggota terbanyak tidak turut dalam demonstrasi bertajuk Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217.

Ketua Presidium KON, Andi Kristiyanto, menyatakan ada beberapa poin tuntutan yang tidak mewakili aspirasi mayoritas pengemudi ojol.

"KON tidak ikut serta dalam aksi unjuk rasa. Beberapa poin tuntutan aksi berbeda dan kami tetap menganggap bahwa tuntutan tersebut hanya mewakili segelintir ojol dan sarat dengan kepentingan pribadi atau golongan atau kelompok tertentu, serta ada indikasi muatan politis," kata Andi saat dihubungi, Senin, 21 Juli 2025.
 

Baca: Koalisi Ojol Nasional Ogah Ikut Aksi Demo 20 Mei: Gerakan Bukan dari Akar Rumput

Penolakan juga datang dari Forum Komunitas Driver Online Indonesia yang dipimpin Rahman Thohir. Ia menilai tuntutan tidak memiliki dasar kuat dan justru bisa berdampak negatif terhadap ekosistem transportasi online secara keseluruhan.

Menurut Rahman potongan komisi 20 persen yang saat ini berlaku sudah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan (KP) Nomor 1001 Tahun 2022, di mana 15 persen merupakan potongan langsung dan 5 persen merupakan potongan tidak langsung yang ditujukan untuk kesejahteraan mitra pengemudi.

"Dalam KP 1001 tahun 2022 memang diatur potongan 20 persen itu. 15 persen potongan langsung dan 5 persen potongan tidak langsung untuk kesejahteraan mitra. Ada aplikator yang memang menerapkan ini berupa voucer swadaya. Nah kalau ini dihilangkan jadi 10 persen apakah ini ada lagi nanti?" ungkap Rahman.

Ia juga mengimbau para pengemudi untuk lebih fokus mengawasi implementasi dari potongan 5 persen tersebut, ketimbang menuntut pemangkasan komisi secara sepihak.

"Kami mengimbau teman-teman lihat yang penerapan 5 persen ini apakah benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan mitra," ujarnya.

Sebelumnya komunitas ojek online (ojol) yang tergabung dalam Garda Indonesia menuntut sistem bagi hasil yang adil. Mereka menyuarakan skema potongan buat aplikator maksimal 10 persen. 

Tuntutan ini disuarakan saat demonstrasi di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 21 Juli 2025. Unjuk rasa bertajuk Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)