Antusiasme pengunjung saat melihat langsung hasil daur ulang plastik PET di booth Le Minerale saat Pameran Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang berlangsung di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC) pada 22-24 Juni 2025. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 24 June 2025 17:51
Jakarta: Mendaur ulang sampah botol terbuat dari plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) dinilai mampu mengatasi pencemaran lingkungan. Upaya ini juga menjadi langkah nyata dalam membantu pemerintah mengurangi 70 persen sampah plastik yang masuk ke laut pada 2025.
"Botol PET jika terpilah dengan benar dapat didaur ulang menjadi berbagai produk bermanfaat. Sehingga tidak akan berakhir menjadi sampah yang mencemari lingkungan," ujar Sustainability Manager Le Minerale, Tania Ariningtyas, dalam keterangannya, Selasa, 24 Juni 2025.
Hal ini disampaikan Tania dalam pameran Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025. Kegiatan yang mengangkat tema ‘Hentikan Polusi Plastik’ ini berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 22-24 Juni 2025.
Pameran HLH 2025 yang dihadiri 130 booth dari berbagai sektor ini menjadi platform strategis untuk mempertemukan solusi inovatif dengan kebutuhan nyata masyarakat dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup Indonesia.
Menurut dia, Le Minerale melihat HLH 2025 sebagai momentum strategis menunjukkan upaya koordinasi dan kolaborasi aksi dengan berbagai pihak, mulai dari collection hingga recycle kemasan plastik PET di pabrik daur ulang berstandar food grade yang dibangun di Jawa Timur, yaitu PT Bumi Indus Padma Jaya.
Tania mengatakan pihaknya juga menampilkan produk inovatif hasil daur ulang plastik rPET (recycled PET) berupa baju dan sepatu dengan brand lokal Kivee dan Pijak Bumi. Produk-produk ini membawa pesan kuat, barang hasil daur ulang dapat memberikan kenyamanan dan kualitas yang tidak kalah dengan produk konvensional.
Baca Juga:
Program Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Kurangi Timbunan di TPA |