Pagar laut di Kabupaten Tangerang. Foto: Metrotvnews.com/Hendrik Simorangkir.
Fachri Audhia Hafiez • 14 January 2025 16:07
Jakarta: Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Habib Ali Alwi mengatakan pemagaran laut yang terjadi di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, bentuk keserakahan orang. Dia mengingatkan keserakahan membawa bencana seperti peristiwa kebakaran dahsyat di Los Angeles beberapa waktu lalu.
"Ini adalah keserakahan, tapi nanti kalau sudah terlalu serakah, nanti kayak Los Angeles," kata Ali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 14 Januari 2025.
Menurut dia, pemagaran itu bisa saja sengaja menggunakan bambu terlebih dahulu. Selang beberapa waktu dia yakin akan dibangun pagar beton.
"Jadi kalau orang serakah itu dia bagaimana penguasaan fisik itu dilakukan dulu. Awalnya pagarnya pagar bambu tapi liat nanti sebentar lagi jadi pagar beton," ujar Ali.
Senator Daerah Pemilihan (Dapil) Banten itu yakin
pagar sepanjang lebih dari 30 kilometer tersebut tidak dibuat mandiri. Pemerintah juga didorong tegas menangani polemik pagar tersebut.
"Itu pemerintah pusat harus bersikap walaupun bagaimana ini adalah di Pasal 33 (UUD 1945) itu air tanah itu semua adalah tanggung jawab negara untuk kemaslahatan masyarakat, itu aja penerapan Pasal 33 saja," ucap Ali.
Sebelumnya, masyarakat
pesisir Kabupaten Tangerang dihebohkan dengan adanya pagar laut. Pasalnya, pagar yang terbuat dari bambu itu disinyalir terbentang hingga 30,16 kilometer yang mencakup enam kecamatan dan 16 desa di Kabupaten Tangerang.
Munculnya pagar bambu tersebut membuat para nelayan di sekitar Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, khawatir dengan mata pencahariannya. Selain telah menutup akses para nelayan, pagar juga melenyapkan ikan yang ada di tempat berdirinya bambu itu.
Salah seorang nelayan di Desa Karang Serang, Darsono, 55, mengatakan, adanya pagar laut dari bambu itu membuatnya harus memutar jauh untuk mencari ikan di tengah laut.
"Saat kita melaut malam, kita takut kalau kena pagar itu, nanti kita diminta ganti, makanya kita selalu hati-hati banget lewat di sana. Lewatnya harus zig-zag biar enggak kena," ujarnya, Kamis, 9 Januari 2025.