Legislator Desak Dalang Dibalik Pagar Laut di Tangerang Diungkap

Pagar laut di Kabupaten Tangerang. Metrotvnews.com/Hendrik Simorangkir.

Legislator Desak Dalang Dibalik Pagar Laut di Tangerang Diungkap

Fachri Audhia Hafiez • 14 January 2025 11:45

Jakarta: Komisi IV DPR mendesak agar pemerintah bertindak tegas terhadap polemik pagar laut di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten. Pemerintah harus mengungkap dalang dibalik berdirinya pagar laut tersebut.

"Tentu Komisi IV mendorong agar pemerintah tegas menertibkan hal-hal semacam ini, agar tidak ada pihak-pihak yang merasa berkuasa di atas hukum yang berlaku, untuk mengusut siapa dalangnya," kata Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan kepada wartawan, Selasa, 14 Januari 2025.

Daniel mengatakan perlu kerja sama antarpihak untuk mengusut tuntas. Kerja sama perlu melibatkan nelayan hingga pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP)

"Harus ada kerja sama mulai dari nelayan, aparat penegak hukum, Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, dan Kementerian KP. Kalau ada backing oknum tertentu harus ditindak tegas juga," ujar dia.
 

Baca juga: 

Polri Siap Bantu KKP Bongkar Pagar Laut di Perairan Tangerang



Sebelumnya, masyarakat pesisir Kabupaten Tangerang dihebohkan dengan adanya pagar laut. Pasalnya, pagar yang terbuat dari bambu itu disinyalir terbentang hingga 30,16 kilometer yang mencakup enam kecamatan dan 16 desa di Kabupaten Tangerang.

Munculnya pagar bambu tersebut membuat para nelayan di sekitar Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, khawatir dengan mata pencahariannya. Selain telah menutup akses para nelayan, pagar juga melenyapkan ikan yang ada di tempat berdirinya bambu itu.

Salah seorang nelayan di Desa Karang Serang, Darsono, 55, mengatakan, adanya pagar laut dari bambu itu membuatnya harus memutar jauh untuk mencari ikan di tengah laut.

"Saat kita melaut malam, kita takut kalau kena pagar itu, nanti kita diminta ganti, makanya kita selalu hati-hati banget lewat di sana. Lewatnya harus zig-zag biar enggak kena," ujarnya, Kamis, 9 Januari 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)