Ilustrasi pergerakan saham. Foto: MI/Andri Widyanto
Annisa Ayu Artanti • 15 January 2025 11:26
Jakarta: Pergerakan pasar modal Indonesia selama tahun ini diproyeksikan positif. Bahkan disebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini bisa menyentuh level 8.000.
Head of Research Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto meyakini prognosis tersebut terealisasi di tengah potensi perang dagang di era pemerintahan Donald Trump Jilid 2 di AS.
"Meskipun sekarang pelaku pasar masih menunggu berita positif dari global dan dalam negeri, kami masih optimis terhadap pasar saham Indonesia karena dua faktor dari dalam negeri, yaitu inflasi yang stabil dan daya beli yang terjaga," kata Rully dalam Media Day: January 2025, dikutip Rabu, 15 Januari 2025.
Gedung Bursa Efek Indonesia. Foto: Medcom.id
Ekonomi RI beri dukungan pasar modal
Terkait inflasi, tutur Rully, Indonesia terus menunjukkan penurunan, didukung oleh stabilitas harga bahan makanan. Dia memperkirakan harga bahan makanan akan tetap stabil di tahun depan, selama tidak ada gangguan cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi produksi pangan.
Dia menambahkan, dengan stabilnya harga bahan makanan, serta pembatasan pemberlakuan efektif PPN 12 persen oleh pemerintah, khusus untuk barang dan jasa mewah akan menjadi faktor positif dalam menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat Indonesia.
Sementara itu untuk makroekonomi, Rully dan Tim Riset Mirae Asset memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan mencapai lima persen dengan posisi suku bunga acuan 5,5 persen pada akhir tahun.
Menurut dia, dengan kondisi pasar yang masih berfluktuasi tajam dan antisipasi terhadap efek dari kebijakan Trump, Bank Indonesia kemungkinan baru akan menurunkan suku bunga pada semester II-2024.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor makroekonomi tersebut, pasar modal Indonesia tetap memiliki prospek yang positif pada 2025.
"Kondisi global yang penuh tantangan diharapkan dapat dihadapi dengan kebijakan yang tepat dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan," tulisnya.