Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dokumentasi/Humas Pemerintah DIY
Ahmad Mustaqim • 1 September 2025 10:45
Yogyakarta: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, meminta sekolah dan perguruan tinggi bersikap bijak dalam menyikapi situasi unjuk rasa yang tengah berlangsung.
Sri Sultan menyatakan aktivitas belajar mengajar tetap perlu berjalan, namun pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan kebijakan masing-masing lembaga pendidikan.
"Saya tidak mengatakan sekolah harus tutup. Tetap belajar, hanya bentuknya disesuaikan dengan kondisi. Kalau sekolah ditutup, konsekuensinya perlu dipikirkan, karena kita tidak tahu apakah anak-anak belajar di rumah, bermain di luar, atau justru ikut demonstrasi," kata Sri Sultan, Minggu malam, 31 Agustus 2025.
Sri Sultan telah bertemu dengan 10 pimpinan perguruan tinggi di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Minggu malam, membahas situasi terkini, khususnya dari aspek pendidikan. Menurutnya, keputusan pembelajaran secara luring maupun daring harus mempertimbangkan kemanfaatan serta dampaknya bagi siswa maupun mahasiswa.
Sri Sultan mengatakan tujuan utama siswa dan mahasiswa datang ke DIY adalah untuk menempuh pendidikan. Oleh karena itu, keputusan untuk meniadakan pembelajaran perlu benar-benar dipertimbangkan agar tidak menimbulkan dampak negatif.
"Kalau sekolah atau kuliah ditutup, justru bisa menimbulkan pertanyaan di masyarakat. Jangan sampai ada kesan seolah-olah Jogja dalam kondisi tidak aman," jelas Sri Sultan.
Sri Sultan berharap sekolah dan perguruan tinggi mampu menyeimbangkan kebutuhan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap menjamin keberlangsungan pendidikan bagi para peserta didik di DIY.
Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Arie Sujito, menjelaskan UGM memutuskan melaksanakan perkuliahan daring sementara pada 1 hingga 4 September 2025 imbas dari rangkaian aksi unjuk rasa.
Menurutnya langkah itu diambil untuk meminimalisasi risiko, tetapi aktivitas tenaga pendidik dan dosen tetap berlangsung di kampus.
"Kami manfaatkan teknologi agar pembelajaran tetap berjalan," ujar Arie.
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, menyampaikan perkuliahan di UII akan dimulai pada 15 September 2025. Ia menyebut belum ada jam aktif perkuliahan bagi mahasiswanya secara umum.
"Saat ini masih libur, tetapi kampus siap memastikan perlindungan bagi mahasiswa ketika perkuliahan aktif kembali," ungkap Fathul.