Tangkapan layar video viral demo truk ODOL di Malang.
Daviq Umar Al Faruq • 19 June 2025 22:21
Malang: Ratusan sopir truk menggelar aksi protes menentang kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Kamis, 19 Juni 2025. Aksi ini terekam dalam sejumlah video dan tersebar di media sosial.
Salah satunya seperti video yang diunggah oleh akun Instagram @malangraya_info. Dalam video itu terlihat para sopir truk berkumpul di kawasan Jalur Lintas Barat (Jalibar), Kepanjen, Kabupaten Malang.
"Situasi terkini aksi unjuk rasa para sopir truk di daerah Jalibar Kepanjen pada Kamis sore (19/6/25) mengenai kebijakan Zero Over Dimension Over Load (Zero ODOL) yang dianggap merugikan sopir," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Imbas dari aksi ini, akses Jalibar sempat terhambat. Masyarakat diimbau untuk mencari jalur alternatif guna menghindari kemacetan dan gangguan lalu lintas di sekitar lokasi unjuk rasa.
"Untuk arus lalu lintas terpantau sedikit tersendat. Bagi para pengendara yang dari Kepanjen menuju arah Malang dan sebaliknya diimbau untuk menghindari jalur tersebut dan mencari alternatif rute lain hingga kondisi kembali normal," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Saat dikonfirmasi, salah satu peserta aksi dari Komunitas Truk Malang (KTM), Tito Yuan Gamara, mengatakan kebijakan ODOL yang mulai dilakukan Juli 2025 sangat memberatkan. Sebab, Kebijakan ini akan memicu kenaikan harga kebutuhan pokok dan merugikan sopir serta masyarakat.
"Ini menolak aturan pemerintah, sekarang kan ada aturan Over Dimensi dan Overload. Jadi sopir ini ibaratnya bahan pokok ini muatannya sesuai tonase, otomatis operasionalnya tetap, otomatis ongkosnya minim, itu nanti ruginya di sopir dan masyarakat," ujar Tito.
Tito memperkirakan biaya pengiriman barang per kilogram bisa melonjak drastis dengan adanya kebijakan ini. Sebab perhitungan jumlah muatan dengan ongkos jalan bakal menjadi lebih mahal.
"Sekarang ibaratnya muatannya beras 8 ton ongkosnya Rp4 juta. Sekarang kalau menurut aturannya tonase hanya 4 ton, apa mau yang punya beras ongkosnya sama, yang jelas enggak mau. Jadi barang ini per kilogram ongkirnya Rp2 ribu bisa jadi Rp4 ribu. Apa mau masyarakat beras dari Rp14 ribu per kilogram jadi Rp18 ribu sampai Rp23 ribu per kilogram," jelas dia.
Aksi yang berpusat di Jalibar Kepanjen ini melibatkan hingga 400 truk, dengan tambahan sekitar 500 truk dari Karangkates yang diperkirakan akan bergabung. Pengemudi truk yang ikut serta tidak hanya berasal dari Malang, tetapi juga dari Jawa Tengah dan wilayah lainnya.
Aksi utama penolakan kebijakan ODOL ini terpusat di Surabaya. Para pengemudi truk di Malang menyatakan akan bertahan di lokasi aksi hingga ada keputusan yang menguntungkan mereka dari Surabaya.
"Kita lagi mogok kerja, untuk menghargai teman-teman yang berjuang di Surabaya. Jadi kita melakukan aksi di sini karena tidak bisa ikut aksi di Surabaya. Kalau hasilnya menguntungkan sopir, yasudah kita bubar. Kalau merugikan, kita akan lanjut aksi di Jakarta," tegasnya.