Penipuan Online Makin Marak, Vietnam Keluarkan Peringatan Nasional

Pelaku online scam atau penipuan daring yang ditangkap polisi Kamboja. Foto: Cambodia Police

Penipuan Online Makin Marak, Vietnam Keluarkan Peringatan Nasional

Fajar Nugraha • 1 July 2025 18:10

Ho Chi Minh: Pihak berwenang Vietnam mengeluarkan peringatan nasional atas maraknya penipuan daring atau online scam. Mereka memperingatkan bahwa kejahatan dunia maya menjadi ancaman serius dan berkembang pesat di seluruh negeri.

“Penipuan daring telah menjadi lebih rumit dan lebih sulit dideteksi,” ujar Kolonel Nguyen Huy Luc, kepala Departemen Keamanan Siber dan Pencegahan Kejahatan Berteknologi Tinggi di bawah Kementerian Keamanan Publik, seperti dikutip The Star, Selasa 1 Juli 2025.

“Para penjahat menggunakan metode yang semakin canggih untuk menipu korban, termasuk menyamar sebagai pejabat pemerintah, mempromosikan platform investasi palsu, mengeluarkan permintaan pembayaran layanan palsu, dan mengatur penipuan asmara,” ungkap Kolonel Luc.
 

Baca: Amnesty Sebut Kamboja Gagal Total Atasi Perdagangan Manusia dan Penyiksaan.


Polisi telah mengidentifikasi beberapa taktik penipuan besar yang menargetkan warga negara Vietnam. Klasifikasi kejahatan siber itu antara lain:

Panggilan polisi dan pemerintah palsu

Penipu menyamar sebagai polisi, jaksa, atau pejabat pengadilan, menuduh korban melakukan kejahatan serius, dan menekan mereka untuk mentransfer uang atau memasang aplikasi palsu yang mencuri informasi perbankan.

Penipuan "Bantuan untuk mendapatkan kembali uang yang hilang": Penipu mengaku sebagai pejabat atau pengacara yang menawarkan bantuan kepada korban untuk mendapatkan kembali dana yang sebelumnya hilang. Mereka menggunakan situs web, dokumen, dan video palsu untuk mendapatkan kepercayaan, lalu meminta pembayaran tambahan, sering kali menipu orang yang sama dua kali.

Platform investasi palsu

Menyamar sebagai perwakilan dari platform perdagangan kripto atau keuangan, penipu menjanjikan keuntungan tinggi dan menunjukkan keuntungan awal untuk mendapatkan kepercayaan. Korban biasanya kehilangan sejumlah besar uang setelah platform tersebut menghilang.

Penipuan asmara daring

Penjahat membuat profil palsu di media sosial atau aplikasi kencan untuk membangun hubungan emosional, lalu membujuk korban untuk berinvestasi di aplikasi atau situs perjudian palsu sebelum menghilang membawa uang tersebut.

Penipuan pembayaran layanan

Penipu menyamar sebagai perusahaan listrik, telekomunikasi, atau air, mengancam akan memutus layanan kecuali pembayaran segera dilakukan. Korban terkadang tertipu untuk mengunduh aplikasi yang mencuri informasi sensitif.

Beasiswa palsu dan panggilan sekolah

Korban dihubungi tentang tawaran beasiswa palsu atau pengembalian uang sekolah. Penipu meminta setoran atau detail perbankan, sering kali melalui tautan phishing.

Penipuan belanja daring dan perjalanan

Situs web penipuan mengiklankan produk atau paket perjalanan murah untuk menarik uang muka, lalu menghilang tanpa mengirimkan barang atau layanan.

Sebagai tanggapan, kementerian meningkatkan upaya untuk memerangi kejahatan dunia maya, termasuk memperbarui undang-undang, memperketat pengawasan layanan internet dan telekomunikasi, dan menerapkan perangkat digital baru untuk mengidentifikasi dan menghentikan penipuan dengan cepat.

Lebih dari 500 juta pesan SMS peringatan telah dikirim ke publik, dan kementerian bekerja sama erat dengan perusahaan teknologi global untuk memperluas jangkauan dan pendidikan publik.

Polisi juga telah membongkar beberapa jaringan penipuan besar, termasuk jaringan penipuan transnasional yang beroperasi di Segitiga Emas, wilayah perbatasan Thailand, Laos, dan Myanmar, yang telah lama dikenal sebagai pusat perdagangan narkoba, kejahatan terorganisasi, dan sekarang menjadi hotspot kejahatan dunia maya, dengan pusat panggilan penipuan yang menargetkan korban di seluruh Asia Tenggara.

Banyak warga negara Vietnam telah ditipu untuk bepergian ke wilayah tersebut dengan tawaran pekerjaan palsu, hanya untuk dipaksa bekerja dalam kondisi eksploitatif atau pemaksaan. Yang paling menonjol, polisi di provinsi Nghe An baru-baru ini membongkar apa yang dianggap sebagai jaringan kejahatan dunia maya terbesar yang terungkap tahun ini.

Jaringan penipuan transnasional, yang beroperasi di Myanmar dan Filipina, diduga menipu korban Vietnam lebih dari VN?2 triliun atau sekitar Rp1,2 triliun. Hampir 100 tersangka ditangkap dalam operasi tersebut.

Pihak berwenang mendesak masyarakat untuk tetap waspada, hindari mengeklik tautan yang mencurigakan, dan jangan pernah mentransfer uang tanpa memverifikasi sumbernya secara menyeluruh.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)