Bentrokan Meletus di Madagaskar, Rumah Pejabat Dibakar dan Bendera One Piece Berkibar

Bendera One Piece dalam bentrokan Madagaskar. (Istimewa)

Bentrokan Meletus di Madagaskar, Rumah Pejabat Dibakar dan Bendera One Piece Berkibar

Riza Aslam Khaeron • 26 September 2025 11:33

Antananarivo: Demonstrasi besar-besaran mengguncang ibu kota Madagaskar, Antananarivo, pada 25 September 2025. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap krisis pemadaman listrik dan air yang semakin parah.

Ribuan warga turun ke jalan, meneriakkan tuntutan atas hak dasar mereka dan bentrok dengan aparat yang merespons dengan gas air mata serta peluru karet. Menurut laporan Tv5Monde, para demonstran juga menyasar fasilitas umum dan rumah para pejabat, sementara bendera bajak laut dari anime "One Piece" dikibarkan sebagai simbol perlawanan.

Bendera yang dikenal sebagai lambang kelompok bajak laut "Topi Jerami" dari serial Jepang tersebut sebelumnya juga terlihat dalam aksi-aksi protes di Indonesia dan Nepal.

Kali ini, simbol tersebut menjadi bentuk ekspresi frustrasi generasi muda Madagaskar terhadap kemiskinan struktural, korupsi, dan kegagalan pemerintah dalam menjamin kebutuhan dasar.

Di Madagaskar, lebih dari 70% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, dan pemadaman listrik dapat berlangsung hingga 12 jam per hari.

Demonstrasi yang telah dilarang oleh pemerintah berlangsung kacau. Sejak pagi hari, aparat menyekat pusat kota, namun massa tetap berkumpul di beberapa titik seperti kawasan Ambohijatovo. Tiga rumah milik politisi yang dekat dengan Presiden Andry Rajoelina dibakar massa, termasuk kediaman seorang senator perempuan, Lalatiana Rakotondrazafy.

Petugas pemadam kebakaran yang mencoba memadamkan api bahkan dilempari batu oleh para pengunjuk rasa.

Amuk massa tidak hanya menyasar rumah pejabat. Sejumlah fasilitas publik dan properti komersial seperti bank, toko elektronik, minimarket, hingga stasiun kereta gantung—simbol proyek unggulan Presiden Rajoelina—ikut dirusak dan dijarah.

Menjelang malam, kerusuhan terus berlangsung tanpa kehadiran keamanan yang memadai di berbagai lokasi.
 

Baca Juga:
Demo di Filipina Berujung Rusuh, Bendera One Piece Berkibar

Di tengah situasi genting tersebut, ratusan pelajar dari sekolah Prancis di Antananarivo tidak diizinkan pulang karena alasan keamanan. Pemerintah memutuskan untuk menutup semua sekolah keesokan harinya.

Satu penerbangan Air France bahkan terpaksa dialihkan ke Mauritius karena kondisi yang memburuk.

Sebagai respons, pemerintah memberlakukan jam malam hingga pukul 05.00 pagi dan mengerahkan pasukan elit GSIS (Groupe de Securité et d'Intervention Spéciale) untuk membubarkan massa. Unit ini terlihat berpatroli dengan kendaraan 4x4 putih sambil menembakkan gas air mata dan peluru karet.

Tiga demonstran dilaporkan ditangkap, dan kelompok jurnalis menyatakan bahwa sedikitnya tiga wartawan menjadi korban kekerasan aparat.

Para demonstran, yang mayoritas adalah anak muda, membawa spanduk bertuliskan "Leo be" ("Kami muak") serta berbagai pesan yang menuntut keadilan dan hak dasar. Melansir Tv5Monde, seorang mahasiswi berusia 20 tahun mengatakan  bahwa masyarakat sudah tidak tahan lagi. 

"Kami membayar pajak, bekerja keras, tapi ketika pulang, tetap tidak ada listrik. Kami hanya menuntut hak kami," ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa aksi ini bukan ditujukan untuk menciptakan kerusuhan, melainkan murni demi akses terhadap air dan listrik yang layak.

Sementara itu, Presiden Andry Rajoelina yang sedang berada di New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB belum memberikan tanggapan langsung atas situasi di dalam negeri. Ia sebelumnya terpilih kembali dalam pemilu 2023 yang diboikot oleh oposisi dan hanya diikuti oleh kurang dari separuh pemilih terdaftar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)