PBB: Lebih dari 423.000 Warga Gaza Mengungsi Lagi Tanpa Tempat Aman

Warga Gaza terus menerus mencari tempat aman dari serangan Israel. Foto: Anadolu

PBB: Lebih dari 423.000 Warga Gaza Mengungsi Lagi Tanpa Tempat Aman

Fajar Nugraha • 2 May 2025 10:05

Gaza: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa operasi militer Israel yang terus meningkat telah menyebabkan lebih dari 423.000 warga Palestina di Gaza kembali mengungsi, tanpa tempat aman untuk dituju.

Melansir dari Anadolu, Jumat 2 Mei 2025, Juru bicara PBB Stephane Dujarric menyampaikan dalam konferensi pers pada Kamis bahwa upaya bantuan terus terhambat oleh pembatasan pergerakan yang ketat serta aktivitas militer dan serangan yang mengancam keselamatan pekerja kemanusiaan dan fasilitas mereka.

“Serangan terbaru dilaporkan mengenai bangunan tempat tinggal yang menampung para pengungsi, khususnya di Rafah dan Gaza bagian timur,” ujarnya.

Hingga Selasa, mitra kemanusiaan PBB memperkirakan lebih dari 423.000 orang kembali kehilangan tempat tinggal. Menurut Dujarric, hampir seluruh komoditas penting kini tidak tersedia, sementara serangan terhadap konvoi bantuan dan aksi penjarahan kian meningkat. 

“Rekan-rekan kami di lapangan tidak dapat mengambil kembali cadangan bahan bakar yang sangat dibutuhkan karena lokasi penyimpanannya berada di area yang memerlukan koordinasi dengan otoritas Israel,” katanya. 

Ia menambahkan bahwa dari sembilan upaya pengambilan, delapan telah ditolak sejak pertengahan April.

PBB juga menyoroti dampak serius terhadap anak-anak. “Anak-anak yang merupakan setengah dari populasi Gaza kini menghadapi tingkat trauma yang semakin parah. Mereka mengalami kekerasan, penelantaran, dan ketidakamanan yang terus memburuk,” ungkap Dujarric.

Di wilayah pendudukan Tepi Barat, Dujarric mencatat bahwa Kamis ini menandai 100 hari operasi militer Israel di kawasan utara yang telah menyebabkan kematian, luka-luka, kerusakan, dan pengungsian. Diperkirakan sekitar 40.000 warga Palestina di wilayah tersebut masih belum dapat kembali ke rumah.

Sejak 2 Maret, Israel menutup semua jalur masuk ke Gaza, menghambat pasokan penting meski laporan kelaparan terus meningkat di wilayah yang hancur akibat perang.

Serangan baru kembali diluncurkan Israel sejak 18 Maret, menghancurkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sebelumnya dicapai dengan kelompok perlawanan Hamas pada 19 Januari. Menurut data terkini, lebih dari 52.400 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak telah tewas sejak serangan Israel dimulai pada Oktober 2023.


(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)