Ilustrasi aktivitas di kilang minyak. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 20 October 2025 15:22
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Minggu, 19 Oktober 2025, kembali menegaskan bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi telah berjanji untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Namun, Trump memperingatkan bahwa India akan tetap dikenai “tarif besar-besaran” jika tidak segera menghentikan impor tersebut.
“Saya berbicara dengan Perdana Menteri Modi, dan dia mengatakan tidak akan melanjutkan urusan minyak Rusia,” ujar Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One dan dikutip Telegraph India, Senin, 20 Oktober 2025.
Ketika diminta menanggapi pernyataan pemerintah India yang mengaku tidak mengetahui adanya percakapan tersebut, Trump menjawab, “Kalau mereka ingin mengatakan itu, maka mereka akan terus membayar tarif besar, dan mereka tentu tidak menginginkan hal itu.”
Washington selama ini menganggap pendapatan dari ekspor minyak Rusia turut membiayai perang Moskow di Ukraina. Minyak Rusia juga menjadi salah satu isu paling menegangkan dalam negosiasi perdagangan berkepanjangan antara AS dan India, di mana sekitar separuh dari tarif 50% yang diberlakukan AS terhadap produk India merupakan bentuk pembalasan atas pembelian tersebut.
India menjadi pembeli terbesar minyak Rusia yang dijual dengan harga diskon sejak negara-negara Barat memberlakukan sanksi terhadap Moskow akibat invasi ke Ukraina pada 2022.
Trump sebelumnya mengatakan bahwa Modi telah memberinya jaminan bahwa India akan segera menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Namun, Kementerian Luar Negeri India membantah adanya percakapan telepon pada hari yang dimaksud, dan menegaskan bahwa prioritas utama pemerintah adalah “melindungi kepentingan konsumen India.”
Pejabat Gedung Putih pada Kamis lalu menyebut India telah memangkas setengah dari pembeliannya terhadap minyak Rusia, tetapi sumber-sumber di New Delhi menyatakan belum melihat pengurangan signifikan.
Menurut data dari firma analisis komoditas Kpler, impor minyak Rusia oleh India justru diperkirakan meningkat sekitar 20% bulan ini menjadi 1,9 juta barel per hari, seiring Rusia meningkatkan ekspor setelah serangan drone Ukraina terhadap fasilitas kilangnya.
Sumber-sumber di sektor energi menambahkan bahwa perusahaan penyulingan India telah menempatkan pesanan untuk muatan November, termasuk sebagian untuk pengiriman Desember, sehingga penurunan impor, jika benar dilakukan baru akan terlihat pada data Desember atau Januari mendatang.
Baca juga: India Setop Beli dari Rusia, Harga Minyak Dunia Langsung Meroket