Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah beberapa waktu lalu. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
Ahmad Mustaqim • 31 May 2025 21:29
Sleman: Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah menyatakan permintaan maaf atas terjadinya dugaan tindak kekerasan di Ponpes tersebut. Tindak kekerasan itu dialami santri inisial KDR, 23, yang kini ditangani kepolisian.
"Ini pukulan bagi kami. Beliau (Gus Miftah) sudah menyampaikan permohonan maaf," kata pengacara Ponpes Ora Aji, Adi Susanto pada Sabtu, 31 Mei 2025.
Melalui pengacaranya, KDR disebut mengalami kekerasan dipukul memakai selang hingga disetrum. KDR dikabarkan alami trauma fisik karena ketika berbicara bagian mulutnya masih terasa menarik bagian telinga.
Dugaan tindak kekerasan terjadi karena KDR disebut melakukan pencurian hasil penjualan galon air minum di tempat usaha milik pondok. Selain itu, KDR juga disebut pernah melakukan pencurian uang milik santri lain di pondok.
Sebelum dilaporkan ke polisi, pihak yayasan sudah sempat melakukan mediasi dengan KDR. Upaya mediasi tersebut mentok dan tak didapatkan solusi.
"Kapasitas pondok hanya sebatas mediasi (dengan santri). Hanya mediasi saja, tidak ada yang lain," ujarnya.
KDR sudah dijemput pihak keluarga pada pertengahan Februari 2025. Namun, kata Adi, pihak KDR tidak berpamitan saat meninggalkan Ponpes Ora Aji.
Menurut Adi, hubungan KDR dengan santri lain maupun pihak yayasan tetap baik meski sempat terjadi kekerasan. Ia mengatakan Gus Miftah tidak sedang berada di Ponpes ketika peristiwa itu terjadi.
"Saat peristiwa terjadi, Abah (Gus Miftah) sedang umrah," ujarnya.
Kasus dugaan kekerasan tersebut kini ditangani Polresta Sleman. Sementara, KDR juga dilaporkan ke Polresta Sleman atas dugaan pencurian di pondok tersebut.