Belum Cair, Dubes AS Jelaskan Alasan Tertundanya Dana JETP

Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y.Kim. Foto: Medcom.id/Fajar Nugraha

Belum Cair, Dubes AS Jelaskan Alasan Tertundanya Dana JETP

Fajar Nugraha • 28 June 2023 17:14

Jakarta: Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Setidaknya hal itu disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y.Kim.

 

Menurut Dubes Kim utamanya hubungan dagang kedua negara meningkat 30 persen dalam dua tahun terakhir. “Yang seru adalah masih banyak potensi untuk mengembangkan kerja sama ekonomi kita,” ujar Dubes Kim saat perayaan HUT ke-247 Amerika Serikat, yang diadakan di Jakarta, Selasa 27 Juni 2023.

 

Tetapi, ada kerja sama lain yang bisa menjadi highlights untuk saat ini, terutama kerja sama di bidang lingkungan. Ada beberapa program untuk mengatasi perubahan iklim yang menjadi fokus kerja sama Indonesia-AS. Tetapi saat ini The Just Energy Transition Program (JETP) tengah menyita perhatian.

 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir dalam perayaan itu mengatakan, ini akan menjadi suatu project yang sangat strategis yang didorong oleh pemerintah Amerika untuk berpartner dengan banyak negara lain. Kita merasakan bahwa ini akan menguatkan penanganan, masalah lingkungan akan terbantu dengan pemerintah Amerika.

Dubes Kim menambahkan, JETP ini merupakan inisiatif yang sangat bermanfaat sekali tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga global. Terutama Indonesia merupakan emiter maka jika indonesia berpindah ke energi fisial ini akan bermanfaat tidak hanya bagi Indonesia, tidak hanya bagi kawasan tetapi juga dunia secara keseluruhan.

 

Negeri Paman Sam mengeluarkan dana transisi JETP sebesai USD20 miliar atau hampir mencapai sekitar Rp300 triliun. Tetapi sayangya saat ini dana itu belum kunjung cair, meskipun Dubes Kim mengatakan proses pencairan dana itu masih on the track.

 

Masih on the track karena menurut Dubes Kim negosiasi JETP dilakukan secara hati-hati. Ini disebabkan karena dana itu dinegosiasikan oleh AS tidak hanya dengan Indonesia tetapi juga negara mitra.

 

“Kami menyadari ada rasa frustasi dan tidak sabar (karena dana belum cair). Tetapi jelas komitmen Amerika Serikat dan mitra serta pemerintah Indonesia tidak tergoyahkan,” ungkap Dubes yang akan merampungkan tugasnya tahun ini.

 

Sedangkan Menko Luhut menegaskan kembali bahwa proses JETP sudah berjalan baik. “Pihak Indonesia sudah menyiapkan kewajiban. Tinggal satu langkah lagi, di bulan Agustus. Ini timeline untuk disbursed atau financing untuk early retirement co-firing atau pembangunan green yang ada di pilot project di Sulawesi. Saya kira Amerika, Pak John Kerry (utusan khusus Presiden AS untuk isu Perubahan Iklim) dalam hal ini sangat mendorong kami," tegas Menko Luhut.

 

Menko Luhut mengulang kembali jawaban dari Dubes Kim bahwa ekretariat sudah dibentuk, sudah dikerjakan, dan dikerjakan oleh anak-anak Indonesia yang sangat profesional. “Saya pikir sangat baik sekali karena mereka paham betul betapa pentingnya masalah JETP ini. Jadi Amerika maupun Indonesia sangat memahami (mengenai isu JETP)," tambah Luhut.

 

Luhut menambahkan JETP ini mendorong Indonesia untuk membangun industri photovoltage. Pada akhirnya nanti bisa membangun panel surya yang juga akhirnya bisa mengekspor green energy ke Singapura atau negara tetangga lain.

 

Terpenting menurut Luhut, saat ini semua sedang berproses. Kedepannya konten lokal tidak akan menjadi masalah, karena Indonesia sudah punya industri sendiri. Hilirisasi akan sedang berjalan dan Indonesia berharap terus akan berkembang dan membawa kesejahteraan buat rakyat Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)