Thailand. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 25 September 2023 12:09
Bengaluru: Bank Sentral Thailand (BOT) akan mempertahankan suku bunga kebijakan utamanya tidak berubah sebesar 2,25 persen pada minggu ini dan kemungkinan hingga 2024. Menurut jajak pendapat Reuters, hal ini menandai berakhirnya siklus pengetatan selama setahun, meskipun beberapa ekonom masih memperkirakan akan ada kenaikan terakhir.
Meskipun inflasi di Thailand sedikit meningkat menjadi 0,88 persen pada Agustus, inflasi tersebut masih berada di bawah kisaran target bank sentral sebesar 1-3 persen selama empat bulan berturut-turut, sehingga menunjukkan BOT tidak perlu melanjutkan kenaikan suku bunga.
Gubernur BOT Sethaput Suthiwartnarueput baru-baru ini mengatakan pertumbuhan ekonomi dan inflasi diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya karena belanja pariwisata yang lebih lemah dan prospek ekonomi yang lemah bagi Tiongkok, mitra dagang utama negara tersebut.
Mayoritas ekonom dalam jajak pendapat 18-22 September, 21 dari 27, memperkirakan BOT akan mempertahankan tingkat pembelian kembali satu hari (one-day repo rate) sebesar 2,25 persen pada Rabu. Hanya enam negara yang memperkirakan kenaikan seperempat poin lagi menjadi 2,50 persen.
"BOT akan beralih ke mode wait-and-see. Mereka sebenarnya berada dalam posisi yang relatif nyaman untuk mengambil waktu dalam mengambil keputusan kebijakan karena pertumbuhan yang kuat, inflasi yang rendah," kata ekonom senior ASEAN di OCBC Lavanya Venkateswaran, dilansir Channel News Asia, Senin, 25 September 2023.
"Kami tidak melihat inflasi akan kembali ke target BOT setidaknya untuk sisa tahun ini, dan mungkin bahkan pada kuartal pertama tahun depan. Jadi menurut saya dalam waktu dekat tidak ada kebutuhan untuk terburu-buru melakukan kenaikan lebih lanjut," jelas dia.