Rekor Baru, Emisi Karbon Global Sektor Energi Capai 37 Miliar Ton

Ilustrasi PLTU. Foto: MI/Ramdani

Rekor Baru, Emisi Karbon Global Sektor Energi Capai 37 Miliar Ton

Annisa ayu artanti • 27 September 2023 16:01

Jakarta: Laporan terbaru International Energy Agency (IEA) Roadmap Net Zero mengungkapkan, emisi karbon dioksida (CO2) secara global dari sektor energi mencapai rekor tertinggi baru yaitu 37 miliar ton (Gt) pada 2022.

Angka itu satu persen lebih tinggi dibanding level sebelum pandemi, dan akan mencapai puncaknya pada dekade ini.

Dalam siaran pers yang diterima Metrotvnews.com, Rabu, 27 September 2023, IEA memproyeksikan permintaan batu bara, minyak, dan gas alam akan mencapai puncaknya pada dekade ini meskipun tanpa ada kebijakan iklim baru. Meskipun menggembirakan, namun tidak cukup untuk mencapai target iklim 1,5 ?°C.
 
"Menghilangkan karbon dari atmosfer sangatlah mahal. Kita harus melakukan segala kemungkinan untuk menghentikan penyebarannya,” kata Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol.
 
Birol juga mengatakan, kenaikan suhu 1,5 ?°C semakin tidak bisa dihindarkan, namun teknologi energi ramah lingkungan menjaga peluang itu tetap terbuka.
 
"Dengan momentum internasional yang mendukung peningkatan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan dan dua kali lipat efisiensi energi 2030, hal itu akan menyebabkan penurunan permintaan bahan bakar fosil yang lebih besar. KTT iklim COP28 di Dubai juga menjadi peluang penting untuk berkomitmen terhadap ambisi yang lebih kuat dan implementasinya pada tahun-tahun sisa dekade kritis ini," tutur dia.
 
Baca juga: Luhut: RI Berpeluang Besar Simpan Emisi Karbon dengan Teknologi Carbon Capture Storage

Emisi harus turun 80% di negara maju

Masih menurut laporan IEA, pada 2035, emisi harus mengalami penurunan sebesar 80 persen di negara-negara maju, dan 60 persen di negara berkembang dibandingkan dengan tingkat emisi pada 2022.
 
Hal yang juga penting, hampir semua negara harus memajukan target tanggal net-zero mereka. Dalam hal ini, termasuk Indonesia yang menargetkan net zero emission pada 2060.

Laporan IEA menyebutkan, mengurangi emisi metana dari sektor energi sebesar 75 persen pada 2030 merupakan salah satu peluang berbiaya rendah untuk membatasi pemanasan global dalam waktu dekat.

Pengurangan besar-besaran pada emisi CO2 dan metana di sektor energi sangat penting untuk mencapai target 1,5 °C. Tanpa upaya untuk mengurangi emisi metana dari pasokan bahan bakar fosil, emisi CO2 sektor energi global harus mencapai net zero sekitar 2045.
 
"Mengurangi emisi metana dari operasi minyak dan gas alam sebesar 75 persen menghabiskan pengeluaran kumulatif sekitar USD75 miliar hingga 2030, setara dengan hanya dua persen pendapatan bersih yang diterima industri migas 2022. Sebagian besar pengurangan ini akan disertai dengan penghematan biaya bersih melalui penjualan metana yang ditangkap," demikian menurut laporan IEA.

Meskipun teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS), hidrogen, dan bioenergi berkelanjutan sangat penting, diperlukan percepatan pada 2030.
 
 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)