Menkeu Purbaya: Jaga Pasar Domestik dan Strategi Pertumbuhan Ekonomi hingga 6%

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (Foto:Dok.MetroTV)

Menkeu Purbaya: Jaga Pasar Domestik dan Strategi Pertumbuhan Ekonomi hingga 6%

Patrick Pinaria • 30 November 2025 12:40

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa angkat bicara mengenai prioritas utama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat ini. Menurutnya, melindungi pasar domestik dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi menjadi tugas penting yang saat ini diemban Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
 
Sejumlah strategi pun sudah dipersiapkan Kemenkeu agar tugas penting tersebut bisa berjalan dengan baik. Pria yang dikenal dengan gaya kepemimpinan yang tegas dan 'koboi' tersebut menilai strategi itu berfokus pada mengamankan penerimaan negara, memperbaiki iklim investasi, dan mencapai target pertumbuhan yang ambisius.
 

Amankan Pasar Domestik dari Barang Ilegal

 
Menkeu Purbaya menjelaskan langkah-langkah penertiban di Bea Cukai, di antaranya penanganan ekspor fiktif dan under-invoicing di pelabuhan, bukan sekadar untuk mengejar target penerimaan, melainkan untuk melindungi produsen domestik.
 
"Sejatinya, kita mau lindungi pasar domestik kita. 90 persen dari perekonomian kita, kalau itu dikuasai asing, saya kasih stimulus juga rugi, yang untung asing," ujar Purbaya dalam program Top News di Metro TV pada 25 November 2025.
   
Ia menyebutkan masuknya barang-barang ilegal, termasuk pakaian bekas, menciptakan persaingan tidak sehat yang dapat mematikan produsen lokal dan menimbulkan pengangguran. Dalam konteks industri rokok, Menkeu memastikan penindakan keras terhadap rokok ilegal terus dilakukan setiap hari.
 
"Yang asing-asing, yang gelap-gelap itu saya matikan. Dalam jangka pendek, saya amankan saja pasarnya. Saya biarkan industri domestik hidup supaya tenaga kerjanya tetap bekerja," ucap Purbaya.
 
Terkait under-invoicing, Menkeu menceritakan kunjungannya ke Tanjung Perak, Surabaya, di mana ia menemukan kontainer dengan harga barang yang sangat rendah dibandingkan harga pasar. Ia menegaskan telah memberikan peringatan keras kepada importir dan akan memblokir (merahkan) izin impor perusahaan yang berulang kali melanggar.
 

Target Tax Ratio dan Perbaikan Sistem Perpajakan

 
Menkeu Purbaya optimistis rasio pajak (tax ratio) diupayakan bisa berada di atas 10 persen dan terus meningkat hingga 2029. Strateginya adalah menghidupkan sektor swasta.
 
"Ketika ekonomi di-drive oleh private sector, tax ratio-nya bisa lebih tinggi setengah sampai satu persen tanpa effort berlebihan. Dari situ saja, tahun depan bisa dapat 100 sampai 200 triliun," katanya.
 
Pada kesempatan itu, Menkeu juga memberikan pembaruan mengenai sistem inti perpajakan (Core Tax System). Ia mengakui sistem tersebut sempat bermasalah, terutama dari sisi keamanan siber. Namun, setelah perbaikan, tingkat keamanan siber meningkat drastis dari 30/100 menjadi 95/100. Ia menargetkan Core Tax System siap beroperasi penuh pada Januari 2026.
  

Stimulus dan Pertumbuhan Ekonomi 5,6% di Kuartal IV

 
Guna mendorong pertumbuhan ekonomi, Menkeu Purbaya telah menyuntikkan stimulus ke perekonomian. Salah satunya dengan memindahkan dana pemerintah dari Bank Indonesia (BI) ke sistem perbankan.
 
Setelah injeksi awal sebesar Rp200 triliun, Menkeu menambah lagi Rp76 triliun ke sistem, sehingga total uang pemerintah yang ada di perbankan mencapai 276 triliun rupiah.
 
Langkah ini, ditambah dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp300 ribu per bulan selama tiga bulan dan program-program desa lainnya, diharapkan dapat menciptakan momentum pertumbuhan.
 
"Perkiraan saya, 5,6 sampai 5,7 persen di kuartal keempat tahun ini, sehingga membuat pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2025 menjadi 5,2 persen," ujarnya.
 
Ia juga menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan dapat diarahkan ke 6 persen. Salah satunya dengan mengefektifkan belanja pemerintah dan memastikan penyerapan anggaran yang optimal.
   

Dukungan untuk Mobil Nasional dan IKN

 
Menkeu Purbaya menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif mobil nasional, sejalan dengan arahan Presiden. Ia membandingkan Indonesia yang perekonomiannya besar, namun belum memiliki merek mobil nasional yang kuat seperti Malaysia atau Vietnam.
 
"Saya pikir amat penting. Sekarang sudah terbuka, harusnya kita bisa mulai melakukan investasi di sana. Cikal bakalnya adalah mobil Pindad itu," katanya.
 
Menkeu memastikan alokasi anggaran sudah disiapkan untuk membeli mobil nasional jika sudah siap produksi, demi memberikan order awal kepada industri dalam negeri.
 
Mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN), Kemenkeu akan melanjutkan anggaran sebesar Rp6,3 triliun di tahun 2026. Menurutnya, sinyal kuat dari pemerintah untuk meneruskan IKN adalah hal penting agar pihak swasta berani merealisasikan rencana investasinya.
 

Misi Ekonomi dan Ketegasan Gaya 'Koboi'

 
Menkeu Purbaya turut angkat bicara mengenai gaya kepemimpinannya yang tegas dan sering dijuluki ' koboi'. Ia mengungkapkan gaya tersebut tak lepas bagian dari upaya untuk menciptakan optimisme dan memastikan program berjalan. Ia mengklaim tindakannya selalu dilaporkan dan sesuai arahan Presiden.
 
"Saya mesti bergaya beda untuk menciptakan optimisme. Itu juga 'kecelakaan' yang menguntungkan karena begitu saya ke DPR, orang kan melihat Menteri Keuangan ini akan dihancurkan oleh DPR, ternyata gua pintar sedikit," kata Purbaya, berkelakar.
 
Menkeu juga mengungkapkan soal misi pribadinya. Ia menepis isu politik, menegaskan dirinya hanya fokus pada keahliannya di bidang ekonomi.
 
"Saya enggak pernah pikirin politik. Politik itu mahal, saya enggak punya duit juga. Saya 'dokternya' ekonomi, bukan 'dokter' politik. Saya ingin orang, kalau di luar negeri 'Oh senang hidup di Amerika', saya enggak suka pernyataan itu. Sebagai ekonom, saya balik ke sini, 'Ayo kita buat Indonesia kayak Amerika, sama makmurnya, sama majunya.' Itu target kita," ucap Purbaya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Rosa Anggreati)