Mudik ilustrasi. Dok Metrotvnews.com
Putri Purnama Sari • 22 March 2025 13:37
Jakarta: Mudik adalah tradisi tahunan yang selalu terjadi menjelang Lebaran. Jutaan orang berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk merayakan hari kemenangan bersama keluarga.
Saat ini, mudik tidak hanya dilakukan dengan kendaraan pribadi, tetapi juga melalui moda transportasi umum seperti kereta api, bus, pesawat, dan bahkan kapal laut. Pemerintah pun rutin mengadakan program mudik gratis untuk membantu masyarakat yang ingin pulang kampung dengan lebih mudah dan aman.
Tapi, pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa mudik menjadi bagian tak terpisahkan saat hari raya khususnya Idulfitri? Berikut sejarah dan makna di balik tradisi mudik.
Asal-usul Tradisi Mudik
Secara etimologi, kata mudik berasal dari bahasa Jawa, yaitu “mulih dilik” yang berarti pulang sebentar ke kampung halaman. Seiring waktu, istilah ini mengalami perubahan makna menjadi perjalanan kembali ke desa atau kota asal saat menjelang hari raya.
Mudik bukanlah tradisi yang muncul begitu saja. Beberapa faktor sejarah berperan dalam membentuk kebiasaan ini:
1. Tradisi Masyarakat Agraris
Pada zaman dahulu, masyarakat Indonesia sebagian besar bekerja sebagai petani di desa. Mereka yang merantau ke kota akan kembali ke kampung halaman untuk berkumpul dan beristirahat setelah bekerja keras di tanah perantauan.
2. Pengaruh Urbanisasi
Seiring dengan perkembangan kota, banyak orang bermigrasi ke daerah perkotaan untuk mencari pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik. Namun, ikatan batin dengan kampung halaman tetap kuat, sehingga mereka kembali setiap Lebaran untuk berkumpul dengan keluarga.
3. Peninggalan Era Kolonial
Pada zaman kolonial Belanda, pekerja dari desa-desa yang bekerja di perkebunan atau industri milik kolonial biasanya diberikan cuti menjelang hari besar keagamaan. Kebiasaan ini berlanjut hingga sekarang, terutama saat Idulfitri.
Makna Mudik bagi Masyarakat Indonesia
Mudik bukan sekadar perjalanan pulang, tetapi memiliki makna mendalam dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia.
1. Menguatkan Silaturahmi
Idulfitri adalah momen untuk meminta maaf dan mempererat hubungan keluarga. Mudik menjadi kesempatan bagi perantau untuk bertemu orang tua, sanak saudara, dan kerabat yang jarang dijumpai.
2. Kembali ke Akar Budaya
Saat mudik, perantau bisa merasakan kembali suasana kampung halaman, menikmati makanan khas, dan mengikuti tradisi lokal yang tidak ditemukan di kota besar.
3. Bentuk Rasa Syukur
Setelah bekerja keras di kota, pulang ke kampung halaman menjadi cara untuk mensyukuri pencapaian dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga.
4. Momentum Ekonomi Lokal
Mudik juga membawa dampak ekonomi bagi daerah asal. Para pemudik biasanya membawa oleh-oleh dan berbelanja di kampung halaman, membantu meningkatkan perputaran ekonomi di desa.