KSOP Tanjung Perak Bantah Pelabuhan Ditutup Imbas Cengkeh Terpapar Cesium-137

Ilustrasi Pelabuhan. Dok Istimewa

KSOP Tanjung Perak Bantah Pelabuhan Ditutup Imbas Cengkeh Terpapar Cesium-137

Amaluddin • 4 November 2025 16:18

Surabaya: Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, menegaskan pelabuhan masih tetap beroperasi seperti biasa. KSOP membantah isu penutupan pelabuhan yang dikaitkan dengan penanganan muatan produk ekspor cengkeh, yang dikembalikan ke Indonesia karena terpapar radioaktif Cesium-137.

Kepala KSOP Utama Tanjung Perak Surabaya, Agustinus Maun, menegaskan bahwa kegiatan bongkar muat peti kemas yang berisi cengkeh tersebut berlangsung aman dan terkendali, di bawah pengawasan ketat Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan sejumlah instansi terkait lainnya.

"Selama kegiatan tersebut, pelabuhan tidak ditutup. Aktivitas bongkar muat peti kemas lainnya tetap berjalan normal. Bahkan, pada saat bersamaan TPS Surabaya juga melakukan kegiatan bongkar muat kapal Sinar Sulawesi, CMA CGM Dolomites, dan SPIL Niken,” kata Agustinus, Selasa, 4 November 2025.

Ia menjelaskan sebelum peti kemas dibongkar, Bapeten terlebih dahulu melakukan pemeriksaan radiasi dan tes usap (swab test) pada titik dengan paparan tertinggi. Hasilnya menunjukkan tidak ada kontaminasi pada permukaan luar kontainer.

Setelah dinyatakan aman, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) mengeluarkan Certificate of Pratique, sebagai izin karantina kesehatan untuk kapal. Selanjutnya, peti kemas diizinkan diturunkan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan menggunakan alat Radiation Portal Monitor (RPM) guna memastikan tidak ada potensi bahaya bagi pekerja maupun lingkungan pelabuhan.

Agustinus menegaskan bahwa KSOP bersama seluruh instansi di pelabuhan telah bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) penanganan muatan berbahaya dan berisiko tinggi.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, seluruh tahapan dilakukan secara profesional dan sesuai protokol keselamatan. Tidak ada dampak terhadap operasional pelabuhan maupun distribusi logistik nasional,” tandas Agustinus.

Kasus kembalinya produk ekspor cengkeh dari luar negeri yang terdeteksi mengandung unsur Cesium-137 sempat menimbulkan kekhawatiran publik. Cesium-137 merupakan isotop radioaktif hasil reaksi fisi nuklir, yang biasa digunakan dalam sektor industri dan medis. Zat ini berpotensi berbahaya jika menyentuh manusia tanpa perlindungan memadai.

Bapeten bersama otoritas pelabuhan langsung bertindak cepat dengan memastikan keamanan dan keselamatan pelabuhan dari risiko paparan radiasi. Proses penanganan dilakukan secara terbuka dan terkoordinasi lintas instansi, mulai dari KSOP, Bapeten, hingga BBKK.

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia Timur, tetap beroperasi normal selama proses berlangsung. Keberhasilan penanganan kasus ini menunjukkan tingginya kesiapsiagaan aparat pelabuhan dalam mengelola muatan berisiko tinggi tanpa mengganggu arus logistik nasional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)