Begini Prediksi Harga Emas di Pekan Depan

Ilustrasi. Foto: Unplash

Begini Prediksi Harga Emas di Pekan Depan

Eko Nordiansyah • 2 August 2025 12:30

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) masih bergerak dalam tekanan sepanjang pekan ini, seiring dominasi tren bearish yang belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan signifikan. Analisis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menyampaikan, pergerakan XAU/USD masih berada dalam saluran turun yang kuat. 

Kombinasi pola candlestick harian dan indikator Moving Average mengonfirmasi bahwa tekanan jual masih mendominasi pasar, dan tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga akhir pekan dan bahkan berpotensi terus berlanjut ke pekan depan.

Pada perdagangan 28 Juli, harga emas sempat mengalami rebound tipis sebesar 0,2 persen, didukung oleh pelemahan dolar AS setelah adanya kesepakatan tarif sebesar 15 persen antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. 

"Kesepakatan tersebut meredakan ketegangan dagang global dan sempat memicu permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Namun, pemulihan tersebut tidak bertahan lama," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 2 Agustus 2025.

Sehari kemudian, pada 29 Juli, penguatan kembali dolar AS mendorong harga emas turun ke kisaran USD3.311 USD per troy ounce mendekati level terendah tiga minggu. Sentimen risk-on yang kembali menguat membuat minat pasar terhadap emas menurun.
 

Baca juga: 

Neraca Perdagangan Indonesia-AS Masih Surplus, Dampak Tarif Trump Belum Terasa?



(Ilustrasi emas. Foto: Dok Bappebti)

Faktor fundamental mendukung emas

Meski demikian, faktor fundamental menunjukkan dukungan yang cukup kuat terhadap harga emas. Laporan dari World Gold Council yang dirilis 31 Juli mencatat bahwa permintaan investasi emas meningkat tajam sebesar 78 persen secara tahunan, sementara total permintaan global juga tumbuh sekitar tiga persen. 

Peningkatan tersebut terutama ditopang oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral dunia yang tercatat 41 persen lebih tinggi dari rata-rata periode 2010–2021. Lonjakan ini memperkuat posisi emas sebagai aset cadangan penting kedua setelah euro. 

"Permintaan tinggi ini muncul di tengah ketidakpastian geopolitik global dan menurunnya kepercayaan terhadap dolar AS, khususnya di pasar negara berkembang seperti Tiongkok," ujarnya.

Tekanan bearish belum mereda

Menurut Andy, selama harga emas belum mampu menembus resistance kunci, arah penurunan tetap dominan. Jika tekanan jual terus berlanjut, maka XAU/USD diproyeksikan dapat turun lebih dalam ke area USD3.247 per troy ounce pada pekan depan. Level ini menjadi target penurunan utama apabila pasar tetap dikuasai oleh sentimen negatif.

Kendati demikian, Andy juga mencermati adanya skenario alternatif. Jika harga berhasil rebound dan menembus level resistance penting di USD3.400, maka ada peluang penguatan lanjutan menuju USD3.450. Pergerakan menuju level tersebut akan membuka ruang perubahan tren secara teknikal.

"Menjelang akhir pekan, fokus pasar akan tertuju pada rilis data Non-Farm Payroll (NFP) dari Amerika Serikat. Data ketenagakerjaan ini kerap menjadi pemicu volatilitas tajam di pasar logam mulia," ungkap dia.

Jika angka NFP lebih lemah dari perkiraan, maka bisa memberikan tekanan bagi dolar AS dan membuka peluang pemulihan harga emas. Sebaliknya, jika data tenaga kerja menunjukkan ketahanan ekonomi, maka dolar berpotensi menguat kembali dan memperbesar tekanan terhadap XAU/USD.

"Dengan berbagai faktor yang memengaruhi, baik dari sisi teknikal maupun fundamental, harga emas minggu depan diperkirakan masih akan sangat dipengaruhi oleh reaksi pasar terhadap rilis NFP. Para pelaku pasar diimbau untuk tetap mencermati level-level kunci dan bersiap menghadapi kemungkinan fluktuasi tajam dalam beberapa sesi perdagangan mendatang," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)