Harga Emas Merosot di Tengah Eskalasi di Timur Tengah

Emas batangan. Foto: dok MIND ID.

Harga Emas Merosot di Tengah Eskalasi di Timur Tengah

Eko Nordiansyah • 17 June 2025 09:24

Chicago: Harga emas dunia anjlok di bawah USD3.400 selama perdagangan sesi Amerika Utara, turun lebih dari 1,45 persen meskipun ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi seiring dengan meningkatnya konflik Israel-Iran.

Dilansir dari FXStreet, Selasa, 17 Juni 2025, XAU/USD diperdagangkan di USD3.383 setelah mencapai puncak delapan minggu di USD3.452.

Pada Jumat, Israel menyerang fasilitas-fasilitas militer dan nuklir Iran serta menargetkan pejabat-pejabat utama setelah berargumen Teheran dapat memproduksi bom nuklir dalam beberapa hari. Perundingan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran terhenti karena Israel meluncurkan perang.

Dalam berita terkini, emas melonjak tajam. Namun, bullion telah mundur setelah Iran mengisyaratkan bahwa mereka siap untuk mengakhiri permusuhan dan melanjutkan perundingan terkait program nuklirnya. Namun, beberapa pejabat Iran telah membantah laporan tersebut.
 

Baca juga: 

Harga Minyak Masih Terkerek Konflik Iran-Israel



(Ilustrasi emas. Foto: Unplash)

Keputusan suku bunga bank sentral dinanti

Bank-bank sentral utama diprakirakan akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter terbaru mereka. Federal Reserve (The Fed) diproyeksikan akan mempertahankan suku bunga stabil. Para pedagang juga mengamati keputusan dari Bank of Japan (BoJ) dan Bank of England (BoE).

Di minggu ini, setelah keputusan The Fed, agenda AS akan menampilkan rilis data Penjualan Ritel, perumahan, dan aktivitas bisnis yang diungkapkan oleh bank-bank regional The Fed.

Laporan inflasi terbaru di AS membenarkan pelonggaran lebih lanjut oleh The Fed. Setiap petunjuk dovish dari bank sentral AS dapat meningkatkan prospek Emas karena logam yang tidak berimbal hasil ini berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah.

Pasar uang mengindikasikan para pedagang memprakirakan pelonggaran 46 basis poin menjelang akhir tahun, menurut data Prime Market Terminal.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)