Harga Minyak Masih Terkerek Konflik Iran-Israel

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Harga Minyak Masih Terkerek Konflik Iran-Israel

Eko Nordiansyah • 17 June 2025 09:07

Houston: Harga minyak naik lebih dari dua persen pada Selasa, 17 Juni 2025, karena ketegangan Iran-Israel meningkat dan Presiden AS Donald Trump mendesak semua orang untuk mengevakuasi Teheran. Hal ini meningkatkan prospek semakin dalamnya kerusuhan di wilayah tersebut dan gangguan pada pasokan minyak.

Melansir Investing.com, Selasa, 17 Juni 2015, kontrak berjangka minyak mentah Brent naik USD1,17 atau 1,6 persen pada USD74,4 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD1,34 atau 1,87 persen pada USD73,11. Keduanya naik lebih dari dua persen di awal sesi perdagangan. 

Kedua kontrak ditutup lebih dari satu persen lebih rendah pada hari Senin dengan harapan meredakan ketegangan geopolitik setelah laporan media tentang Iran yang berusaha mengakhiri permusuhan.
 

Baca juga: 

Harap-harap Cemas Konflik Iran-Israel Mereda, Wall Street Malah Menguat



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Kekhawatiran konflik lebih besar

Namun, konflik berubah menjadi lebih buruk pada hari kelimanya pada Selasa ketika media Iran melaporkan ledakan dan tembakan pertahanan udara besar-besaran di ibu kota Teheran. Di Israel, sirene serangan udara berbunyi di Tel Aviv sebagai tanggapan terhadap rudal Iran.

Trump mengatakan Iran seharusnya menandatangani kesepakatan nuklir dengan AS sebelum serangan Israel dimulai dan bahwa ia yakin Iran sekarang ingin mencapai kesepakatan.

Pelonggaran sanksi AS sebagai bagian dari kesepakatan apa pun akan memungkinkan Iran mengekspor lebih banyak minyak, yang akan membebani harga minyak mentah global.

Di tempat lain, OPEC+ mengatakan pada hari Senin bahwa mereka memperkirakan ekonomi global akan tetap tangguh pada paruh kedua tahun ini. Mereka juga memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan pasokan minyak dari AS dan negara-negara non-OPEC+ lainnya pada 2026.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)