Kim Jong-un pimpin negaranya kutuk serangan Israel ke Iran. Foto: KCNA
Fajar Nugraha • 19 June 2025 09:58
Pyongyang: Korea Utara pada Kamis 19 Juni 2025 mengecam keras serangan militer Israel terhadap Iran dan menyebutnya sebagai “kejahatan yang tak termaafkan terhadap kemanusiaan.”
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri dan disiarkan oleh Kantor Berita KCNA, Pyongyang juga memperingatkan Amerika Serikat dan kekuatan Eropa untuk tidak memperkeruh konflik yang tengah memanas di Timur Tengah.
"Kami menyampaikan keprihatinan serius terhadap serangan militer Israel dan mengutuk tindakan tersebut dengan tegas," ujar juru bicara itu, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 19 Juni 2025.
Ia menyebut tindakan Israel sebagai bentuk terorisme yang disponsori negara yang secara ilegal meningkatkan risiko perang besar-besaran di kawasan.
Korea Utara menilai bahwa dukungan terbuka Amerika Serikat dan negara-negara Barat terhadap Israel telah menjadi pemicu utama ketegangan regional yang terus meningkat.
"Dunia kini menyaksikan dengan jelas bahwa Israel, dengan sokongan penuh dari AS dan negara-negara Barat, telah menjadi entitas pengganggu perdamaian global," tegas pernyataan tersebut.
Pernyataan itu juga menyoroti bahwa AS dan Eropa tengah mendorong situasi menuju fase bencana yang tak terkendali, dengan terus mempersoalkan hak kedaulatan dan pembelaan diri Iran, yang menurut Pyongyang adalah pihak korban.
Ketegangan antara Iran dan Israel melonjak tajam sejak serangan udara Israel pada Jumat lalu yang menyasar program nuklir Iran dan memicu enam hari saling serang. Iran menyatakan sedikitnya 224 orang tewas, termasuk ilmuwan nuklir, perwira militer senior, dan warga sipil. Sementara itu, Israel melaporkan 24 warganya tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan balasan Iran.
Presiden AS Donald Trump turut mengancam Iran, menyatakan bahwa “kesabarannya telah habis,” meski masih membuka kemungkinan dialog. Namun, Korea Utara memperingatkan bahwa campur tangan langsung AS akan semakin memperburuk situasi dan memicu eskalasi yang tidak terkendali.
(Muhammad Reyhansyah)