Ketum terpilih HKI 2025-2029, Akhmad Ma’ruf Maulana (biru muda). Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 19 June 2025 00:01
Jakarta: Akhmad Ma’ruf Maulana resmi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) periode 2025-2029 dalam Musyawarah Nasional (Munas) Ke- IX HKI. Dia bertekad memimpin HKI menjadi penggerak sektor industri nasional.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya. Ini bukan hanyalah sebuah kehormatan bagi saya, tetapi juga tanggung jawab yang besar di tengah dunia yang serba tidak pasti,” ujar Ma’ruf melalui keterangan tertulis, Rabu, 18 Juni 2025.
Ma’ruf menegaskan pentingnya kolaborasi antara HKI dan pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian. Sehingga, dapat menciptakan iklim investasi yang lebih pasti dan kompetitif.
Menurutnya, kawasan industri harus menjadi motor penggerak perekonomian nasional yang tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan. Sektor industri juga harus dilandasi semangat nasionalisme.
“Kita berharap bersama Kementerian Perindustrian, Indonesia bersama HKI, kita buat investasi industri di Indonesia menjadi pasti. Kawasan industri bukan hanya untuk berbisnis, tetapi juga panggilan nasionalisme,” tegas Ma’ruf.
Pembentukan Kawasan Industri Nasional
Ma’ruf juga menyoroti dinamika geopolitik global seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Toongkok. Menurut dia, hal itu sebagai peluang strategis bagi Indonesia untuk menarik investasi yang dialihkan dari negara-negara lain.
“Ada ruang bisnis yang perlu kita garap bersama-sama, karena dampak dari perang dagang itu membuka celah investasi ke kawasan industri yang kita naungi di bawah HKI,” kata dia.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Ma’ruf mendorong pembentukan Badan Kawasan Industri Nasional (BKIN) yang berada langsung di bawah pembinaan teknis Kementerian Perindustrian. BKIN diharapkan mampu memperkuat daya tarik investasi dan mengatasi hambatan yang dihadapi pelaku kawasan industri.
“Kami berharap adanya sebuah badan, badan yang dibentuk kawasan industri nasional BKIN yang dapat menjawab tantangan-tantangan investasi,” sebut dis.
HKI di bawah kepemimpinan Ma’ruf juga akan aktif mendorong terbitnya undang-undang khusus tentang kawasan industri demi memberikan kepastian hukum dan mendukung ekosistem investasi yang kondusif. Ma’ruf menegaskan bahwa kawasan industri tak hanya soal bisnis, tetapi juga tentang kontribusi terhadap nasionalisme, daya saing global, dan pembangunan berkelanjutan.
“Kawasan industri bukan semata-mata hanya untuk mencari untung, tetapi ada panggilan nasionalisme. Kita harus bersatu padu menghadapi persaingan dengan Johor, Singapura yang pemerintahnya sangat memproteksi kawasan industrinya,” ungkap Ma'ruf.
Aktif Mendukung PSN
Mengenai visi HKI dengan agenda pembangunan nasional, Ma’ruf menegaskan bahwa arah kebijakan HKI sejalan dengan Asta Cita
Presiden Prabowo Subianto serta akan aktif mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Pastinya kita selalu berkoordinasi dengan pemerintah. Kita membuat visi misi harus sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Kita ingin mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan. Dan kita ingin ada sebuah payung hukum yang lebih kuat untuk kawasan industri,” ujar Ma’ruf.
HKI juga akan terus mendorong hilirisasi industri, menciptakan kawasan industri yang terintegrasi, ramah lingkungan, dan adaptif terhadap transformasi digital dan energi hijau. Semua langkah ini kata Ma'ruf dinilai penting untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang kompetitif dan berkelas dunia.
“Kita akan membuat sebuah program bagaimana Indonesia tumbuh menjadi tempat tujuan investasi yang lebih kompetitif dan lebih murah. Kita harus bikin terobosan yang lebih kompetitif,” pungkas Ma'ruf.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya kesinambungan kepemimpinan dalam organisasi. Menurut dia, tantangan yang dihadapi HKI tidak mudah.
“Saya kira tugasnya untuk menahkodai HKI ke depan tidak akan semakin mudah. Filosofi tongkat estafet itu adalah keberlanjutan, kontinuitas yang tidak boleh terputus,” kata Agus Gumiwang.