Ilustrasi pertambangan. Foto: dok Istimewa.
Husen Miftahudin • 9 June 2025 22:02
Jakarta: Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara (Aspebindo) Anggawira mengatakan Indonesia masih membutuhkan industri pertambangan. Bukan hanya sebagai penyumbang devisa, tetapi juga sebagai pilar penting dalam menuju transisi energi dan kemandirian ekonomi nasional.
"Kita tidak sedang membicarakan tambang sebagai aktivitas ekonomi konvensional. Kita sedang membicarakan tambang sebagai penopang rantai pasok baterai, kendaraan listrik, energi bersih, dan digitalisasi global. Tanpa nikel dan tembaga dari Indonesia, dunia akan menghadapi kekurangan pasokan untuk teknologi masa depan," ucap Anggawira menegaskan, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 9 Juni 2025.
Anggawira menambahkan, kontribusi sektor pertambangan terhadap perekonomian pun cukup signifikan, yakni enam sampai tujuh persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, penyerapan ratusan ribu tenaga kerja langsung dan tidak langsung, serta sumbangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan royalti yang konsisten meningkat.
Baca juga: Aturan Pengelolaan Tambang di Pulau Kecil Masih Tumpang Tindih |