Serukan Jalur Diplomasi, Qatar Minta Pakistan dan Afghanistan Menahan Diri

Seorang prajurit Pakistan bersiaga di area yang berbatasan dengan Afghanistan. (EPA-EFE)

Serukan Jalur Diplomasi, Qatar Minta Pakistan dan Afghanistan Menahan Diri

Muhammad Reyhansyah • 13 October 2025 21:03

Doha: Kementerian Luar Negeri Qatar menyampaikan keprihatinan pada Minggu, 12 Oktober, atas meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan Afghanistan, seraya menyerukan kedua negara agar menahan diri serta menyelesaikan perbedaan mereka melalui jalur diplomasi dan dialog.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah laporan dari media Pakistan, DAWN melaporkan bahwa kelompok Taliban Afghanistan dan militan afiliasinya melancarkan serangan dari sisi perbatasan Afghanistan yang menewaskan sedikitnya 23 tentara Pakistan dan melukai 29 lainnya. Informasi itu dikonfirmasi oleh Inter-Services Public Relations (ISPR) Pakistan.

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya sebagai “provokasi serius.”

Dalam pernyataannya, Dar menegaskan bahwa tanggapan militer Pakistan hanya ditujukan terhadap infrastruktur milik Taliban dan kelompok teroris yang beroperasi dari wilayah Afghanistan.

“Respons defensif kami tidak ditujukan kepada warga sipil Afghanistan yang cinta damai,” kata Dar.

“Berbeda dengan pasukan Taliban, kami berhati-hati untuk menghindari korban sipil. Kami mengharapkan pemerintah Taliban mengambil langkah konkret terhadap elemen teroris yang ingin merusak hubungan Pakistan–Afghanistan.”

Dar menambahkan bahwa Pakistan akan mengambil “segala langkah yang diperlukan” untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan wilayahnya.

Dikutip dari Jurist News, Senin, 13 Oktober 2025, menanggapi tuduhan tersebut, Wakil Juru Bicara Emirat Islam Afghanistan, Hamdullah Fitrat, menyebut perbatasan dengan Pakistan sebagai “garis imajiner” yang tetap berada di bawah kendali Kabul.

Ia menuding sebagian elemen dalam militer Pakistan sengaja memicu ketegangan melalui penyebaran informasi palsu, pelanggaran wilayah udara, serta pemboman lintas batas.

Dalam pernyataannya, Fitrat juga menuding jaringan ekstremis yang berbasis di Pakistan tengah melakukan reorganisasi dengan dukungan agen asing. Pemerintah Taliban, ujarnya, akan mempertahankan wilayah dan ruang udaranya dari segala bentuk serangan.

“Jika provokasi semacam ini berlanjut tanpa tindakan nyata, konsekuensinya akan berat dan tidak diinginkan,” tulis pernyataan tersebut.

Taliban menyerukan agar Pakistan menghentikan tindakan bermusuhan, menindak tempat persembunyian militan, serta mengekstradisi pemimpin ekstremis tertentu yang disebutkan secara langsung dalam pernyataan itu.

Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Filippo Grandi, turut menyerukan deeskalasi segera. Dalam unggahan di platform X (Twitter), ia menulis:

“Tidak ada hal baik yang datang dari ketegangan baru dan bentrokan di perbatasan Afghanistan–Pakistan, wilayah rapuh yang telah lama menjadi panggung konflik dan krisis kemanusiaan. Demi stabilitas kawasan dan masyarakat yang terdampak, mari berharap situasi segera mereda.”

Hubungan Pakistan dan Afghanistan memang sejak lama diwarnai ketegangan, terutama akibat sengketa perbatasan sepanjang Garis Durand yang ditetapkan pada 1893 antara India Britania dan Afghanistan. Hingga kini, tidak ada pemerintahan Afghanistan yang secara resmi mengakui batas tersebut.

Islamabad menuduh Taliban Afghanistan memberi perlindungan kepada kelompok militan Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), yang kerap melancarkan serangan di wilayah Pakistan. Tuduhan ini memicu serangkaian bentrokan lintas batas, serangan udara, dan ketegangan diplomatik yang kini kembali mengancam stabilitas kawasan.

Baca juga:  Ketegangan Afghanistan-Pakistan Picu Kekhawatiran Perang Asia Selatan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)