Salah satu tersangka korupsi minyak mentah Pertamina. Foto: Dok/Kejagung
Misbahol Munir • 28 February 2025 14:56
Jakarta: Direktur Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, menyatakan keprihatinannya terhadap dugaan korupsi di tubuh PT Pertamina yang diperkirakan merugikan negara hingga Rp193,7 triliun. Kasus ini diduga melibatkan sejumlah pihak, termasuk PT Pertamina Patra Niaga dan pengusaha swasta.
Jajat menilai pengungkapan kasus ini menunjukkan betapa seriusnya permasalahan korupsi di sektor energi. Namun, ia juga menekankan bahwa momentum ini dapat menjadi langkah positif bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memberantas korupsi.
"Pengungkapan kasus ini menjadi bukti nyata bahwa korupsi masih menjadi persoalan besar di sektor energi. Namun, di sisi lain, kita patut optimistis terhadap langkah-langkah tegas yang diambil Presiden Prabowo dalam memberantas korupsi," ujar Jajat dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 Februari 2025.
Ia menegaskan Presiden Prabowo telah menunjukkan komitmen dalam menindak tegas pelaku korupsi, baik di level bawah maupun di kalangan elite.
"Presiden tidak hanya menargetkan 'raja-raja kecil', tetapi juga 'raja besar' yang selama ini dianggap untouchable. Ini menjadi bukti bahwa di bawah kepemimpinannya, hukum benar-benar ditegakkan," tambahnya.
| Baca juga: Keseriusan Presiden Prabowo Berantas Korupsi Pertamina Memperkuat Kepercayaan di Publik |
| Baca juga: 5 Komponen Penyebab Negara Merugi Rp193,7 Triliun dari Korupsi Minyak Mentah Pertamina |