KTT Darurat Liga Arab di Kairo Fokus Satukan Sikap untuk Palestina

Sebuah sesi sedang berlangsung di markas Liga Arab di Kairo, Mesir. (Anadolu Agency)

KTT Darurat Liga Arab di Kairo Fokus Satukan Sikap untuk Palestina

Willy Haryono • 4 March 2025 10:13

Kairo: Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darurat Liga Arab yang digelar di Kairo, Mesir, menjadi momen penting untuk menyatukan posisi negara-negara Arab dalam mendukung Palestina. 

Para diplomat dan pakar menilai bahwa pertemuan ini bertujuan merumuskan alternatif konkret guna mencegah upaya pemindahan paksa warga Palestina serta memperkuat upaya diplomasi bagi hak-hak sah mereka, terutama pendirian negara merdeka dengan perbatasan berdasarkan garis 4 Juni 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Dalam pernyataannya kepada Kantor Berita Qatar (QNA), para pejabat menyoroti peran kunci Qatar dan Mesir dalam mendukung rakyat Palestina, termasuk dalam tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Kedua negara disebut berhasil membangun dukungan internasional bagi Palestina dan meringankan penderitaan rakyat Gaza yang terdampak perang berkepanjangan sejak 7 Oktober 2023.

Para diplomat memperkirakan bahwa KTT ini akan menjadi titik awal bagi kesepakatan bersama negara-negara Arab untuk menangani perkembangan terbaru dalam konflik Palestina, dimulai dari memastikan gencatan senjata di Gaza hingga ke tahap rekonstruksi pasca perang.

Dukungan Arab untuk Gencatan Senjata dan Rekonstruksi Gaza

Mantan Perwakilan Tetap Mesir untuk PBB di Jenewa, Duta Besar Mohammed Mounir Zahran, menyebut bahwa KTT darurat ini diadakan pada titik krusial dalam perjuangan Palestina. Ia menyoroti eskalasi terbaru di Jalur Gaza serta upaya yang tengah dilakukan untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan dalam tiga tahap.

Zahran memuji kerja sama erat antara Qatar dan Mesir yang berujung pada tercapainya gencatan senjata guna melindungi rakyat Palestina. Ia menekankan pentingnya melanjutkan implementasi perjanjian tersebut, mengingat skala kehancuran besar dan krisis kemanusiaan yang dialami Gaza.

"Perlu segera memulai rekonstruksi total Jalur Gaza serta meminta pertanggungjawaban Israel atas kehancuran yang terjadi. Kompensasi bagi rakyat Palestina atas tragedi ini juga harus menjadi bagian dari agenda internasional," tegasnya, seperti dilansir dari Gulf Times, Selasa, 4 Maret 2025.

Sementara itu, mantan Asisten Menteri Luar Negeri Mesir, Duta Besar Hussein Haridi, menyatakan bahwa KTT ini berfokus pada pembentukan sikap Arab yang kuat dan tegas dalam menghadapi seluruh perkembangan terkait Palestina. Ia menekankan bahwa tahap-tahap implementasi gencatan senjata harus dikawal hingga tercapai gencatan senjata permanen serta dimulainya rekonstruksi Gaza.

Haridi juga menyoroti bahwa koordinasi antara Qatar dan Mesir menjadi faktor utama yang mendorong dukungan internasional bagi perjuangan Palestina. 

"Tanpa upaya mediasi bersama antara kedua negara ini, situasi saat ini bisa jauh lebih buruk," ujarnya.

Lebih lanjut, Haridi menegaskan urgensi sikap Arab yang bulat dalam menolak segala bentuk pemindahan paksa warga Palestina, baik secara sukarela maupun paksa. 

"Pemerintah AS kini memahami posisi negara-negara Arab dalam isu ini. Selain itu, Mesir telah menyusun rancangan rencana rekonstruksi Gaza, yang akan dibahas dalam KTT ini dan diharapkan dapat disahkan sebagai proyek bersama," jelasnya.

Upaya Konkret dalam Rekonstruksi dan Solusi Jangka Panjang

Duta Besar Rakha Ahmed Hassan, mantan Asisten Menteri Luar Negeri Mesir, menyatakan bahwa KTT ini memiliki fokus khusus pada berbagai aspek konflik Palestina, termasuk dampak perang di Gaza serta proposal yang diajukan untuk rekonstruksi wilayah tersebut.

Menurut Hassan, KTT ini juga akan membahas rencana kerja sama Arab-Mesir dalam merehabilitasi Gaza, termasuk skema pendanaan yang memerlukan keterlibatan komunitas internasional melalui konferensi donor global. Ia berharap pertemuan ini menghasilkan seruan kepada dunia dan PBB agar menekan Israel untuk bertanggung jawab dalam membangun kembali fasilitas umum, seperti rumah sakit, sekolah, serta infrastruktur vital lainnya.

"KTT ini harus membuka jalan bagi pengakuan hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dengan perbatasan berdasarkan garis 4 Juni 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah," tegasnya.

Selain itu, Hassan juga memuji kerja sama erat antara Qatar dan Mesir yang berhasil mewujudkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Ia menilai bahwa model mediasi ini perlu dijadikan contoh bagi diplomasi regional guna mencapai solusi yang lebih luas dan berkelanjutan.

Peran Strategis KTT Arab dalam Menyatukan Sikap Regional

Dalam konteks yang sama, Profesor Ilmu Politik dari Universitas Kairo, Dr. Hassan Salama, menegaskan pentingnya KTT ini serta berbagai pertemuan lain di tingkat Arab untuk mengadopsi posisi bersama yang dapat diterapkan secara nyata.

Ia menyerukan perlunya koordinasi konkret di lapangan dalam menghadapi momen krusial ini, dengan menempatkan kepentingan keamanan nasional Arab sebagai prioritas utama.

KTT darurat ini diharapkan menjadi momentum bagi dunia Arab untuk menegaskan kembali dukungan mereka terhadap hak-hak rakyat Palestina dan mencari solusi berkelanjutan yang dapat mengakhiri penderitaan yang berkepanjangan di Gaza. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Indonesia Kecam Israel yang Berupaya Melemahkan Kesepakatan Gencatan Senjata

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)