Sinergi Mendiktisaintek dan Menteri Pertanian untuk masa depan pertanian. Dok. IG Kemendiktisaintek
M Rodhi Aulia • 27 February 2025 20:39
Jakarta: Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya dalam mencapai kemandirian pangan dengan menggandeng perguruan tinggi dan mahasiswa pertanian. Langkah ini terlihat dalam pertemuan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dengan 41 rektor serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian dari berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia, Senin, 24 Februari 2025 lalu di Kementerian Pertanian, Jakarta.
Dalam pertemuan ini, berbagai tantangan di sektor pertanian dibahas bersama untuk merumuskan langkah nyata dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Menteri Amran menekankan bahwa mahasiswa harus menjadi ujung tombak dalam membawa pertanian Indonesia lebih modern dan berdaya saing global.
"Pertanian bukan sekadar sektor ekonomi, tetapi fondasi ketahanan bangsa. Mahasiswa harus berani berinovasi, berkontribusi, dan menjadikan pertanian Indonesia lebih maju serta mandiri," ujar Amran yang dikutip, Kamis, 27 Februari 2025.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto juga menegaskan pentingnya peran kampus dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul untuk sektor pangan. Kesepahaman antara perguruan tinggi dan Kementerian Pertanian pun ditandatangani, dengan fokus pada penelitian dan pengembangan sepuluh komoditas strategis.
Baca juga: Pengusaha Jual Pangan di Atas HET Siap-Siap Ditindak Tegas
"Kolaborasi ini bertujuan memperkuat kemandirian pangan serta meningkatkan daya saing Indonesia," tulis akun Instagram Kemendiktisaintek.
Sebanyak 30 perguruan tinggi dengan Fakultas Pertanian di Indonesia akan terlibat dalam penelitian berkelanjutan, bertujuan menciptakan inovasi yang mampu memperkuat kemandirian pangan serta meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Mahasiswa pertanian menyambut baik inisiatif pemerintah ini. Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Muhammad Tafiqul Siregar, berharap kebijakan yang diambil tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga peningkatan kualitas SDM pertanian.
"Kami ingin melihat pertanian berkembang bukan hanya dari sisi produksi, tapi juga dari kualitas SDM-nya, agar Indonesia tak lagi bergantung pada impor pangan," ujar Tafiqul.
Nursolihin, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, juga menilai bahwa kebijakan swasembada pangan harus benar-benar diterapkan untuk mengatasi krisis pangan di Indonesia.
"Kami berharap langkah konkret ini mampu membawa pertanian kita menuju swasembada pangan yang sesungguhnya," katanya.
Sementara itu, Gregori, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, NTT, mengapresiasi keterbukaan pemerintah dalam mendengar aspirasi mahasiswa dan petani daerah.
"Sebagai anak NTT, saya bersyukur karena suara mahasiswa dan masyarakat daerah kini diperhitungkan dalam kebijakan pertanian nasional," ungkap Gregori.