Bupati Tangerang, Maesyal Rasyid. Dokumentasi/ istimewa
Hendrik Simorangkir • 22 September 2025 18:16
Tangerang: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang bakal membangun pengolahan sampah reduce, reuse, dan recycle (3R) di tiap kecamatan. Hal itu untuk mempercepatan penanganan sampah yang belum terselesaikan.
"Ini salah satu model yang akan kita kembangkan di kawasan-kawasan lain. Untuk di kecamatan, kita sudah memulai program pengolahan sampah reduce, reuse, dan recycle, artinya mengelola juga di kecamatan dilakukan," kata Bupati Tangerang, Maesyal Rasyid, Senin, 22 September 2025.
Maesyal menjelaskan pengembangan pengelolaan sampah terpadu tersebut perlu adanya sistem teknologi yang dapat mendukung program-program pengolahan sampah agar bisa dikembangkan ke seluruh tingkat kecamatan.
"Tapi nanti kalau ada teknologi lain yang kita nilai lebih praktis, itu juga menjadi acuan kita untuk bisa dikembangkan," jelas Maesyal.
Maesyal menuturkan untuk ke depan program pengelolaan sampah terpadu ini juga bakal didorong ke seluruh sektor kawasan-kawasan hunian khusus agar dilakukan penerapan sistem yang sama.
"Kita akan bangun lagi sebagai tempat pembuangan sementara masyarakat. Jadi mohon semuanya ini bisa bersabar dan kita gotong-royong untuk menyelesaikan persoalan sampah ini," ungkap Maesyal.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat menambahkan, saat ini di wilayahnya telah terdapat 30 lokasi pengolahan sampah reduce, reuse, dan recycle. Namun, dari total puluhan pengelolaan sampah terpadu itu hanya baru delapan unit lokasi yang aktif dalam pengelolaannya.
"Yang aktif ini sekarang perkiraan sekitar delapan pengolahan sampah, sisanya kita memang ini perlu diberikan pemahaman lagi pengelolaannya," kata Ujat.
Ujat menjelaskan hingga kini pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap sistem dan teknologi yang mumpuni dalam pengelolaan sampah tersebut. Untuk di Kabupaten Tangerang jumlah rata-rata volume sampah yang dihasilkan, baik itu sampah rumah tangga hingga restoran hingga bisa mencapai sekitar 2.800 ton per-hari.
"Kita masih mencari model yang terbaik sebenarnya. Karena kalau terkait dengan teknologi inesinator dan sebagainya kan berkembang teknologinya. Volumenya itu kan kita menghitung dari jumlah individu, jumlah penduduk Kabupaten. Ya, kalau dihitung dari jumlah penduduk kita sekitar 2.700 sampai 2.800 ton," ujar Ujat.