Teken Banyak Perjanjian Perdagangan, Ini Tantangan Ekspor RI

Direktur Program dan Kebijakan PRASASTI Piter Abdullah dalam Forum 1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth. Foto: Metrotvnews.com/Duta.

Teken Banyak Perjanjian Perdagangan, Ini Tantangan Ekspor RI

Eko Nordiansyah • 16 October 2025 12:35

Jakarta: Direktur Program dan Kebijakan PRASASTI Piter Abdullah Redjalam mengatakan, Indonesia memiliki banyak perjanjian kerja sama perdagangan. Teranyar Indonesia menyepakati Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dengan Uni Eropa.

Meski begitu, Piter menyebut, pembukaan pasar melalui kesepakatan CEPA ini perlu didukung oleh kesiapan di dalam negeri. Menurut dia, pemerintah perlu mendorong kesiapan produk lokal agar bisa menembus pasar luar negeri, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pasar negara lain.

"Ini bagaimana pun suatu yang sangat baik dan apresiasi. Pemerintah berupaya untuk mengembangkan pasar dengan menyepakati IEU-CEPA tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita mempersiapkannya," kata dia dalam forum bertajuk 1 Tahun PrabowoGibran: Optimism on 8% Economic Growth di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.

Baca juga: 

Ketua GPEI Soroti Predator Pricing dan Lemahnya Proteksi Industri Nasional


Piter mengungkapkan, salah satu pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan adalah bagaimana menyiapkan detail dari pemanfaatan kerja sama tersebut. Misalnya, menetapkan sertifikasi yang bisa diterima di luar negeri, agar produk ekspor lebih berdaya saing.

Ilustrasi. Foto: Medcom.id.

"Indonesia memang sangat lemah didalam standarisasi, kita tidak punya sertifikasi standar, produk-produk kita kebanyakan tidak memenuhi standar apalagi kalau kita bicarakan dengan standar internasional, Eropa, Amerika, Jepang," ungkap Piter.

Ia menyebut, pemenuhan standar ini memang tidak mudah dan perlu proses dan waktu. Selain itu, dibutuhkan kerja sama antar berbagai pihak sehingga upaya-upaya yang sedang dirintis oleh pemerintah benar-benar bisa termanfaatkan dengan baik.

"Persoalan lingkungan, persoalan bagaimana produk tersebut bisa terserap di sana, sesuai dengan hukum di sana, ketentuan di sana, itu benar-benar harus kita pesiapkan. Kita mitigasi berbagai tantangan, berbagai risikonya," pungkas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)