Indonesia Butuh Transformasi Struktural dan Lima Bentuk Modal untuk Tumbuh Berkelanjutan

Jakarta: Southeast Asia Partner dan pemimpin McKinsey’s Indonesia, Phillia Wibowo, menilai bahwa transformasi struktur ekonomi dan pembangunan lintas sektor menjadi faktor penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Dalam paparannya di forum “1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth” di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025, Phillia menerangkan bahwa seluruh sektor, mulai dari pertanian hingga manufaktur dan jasa, harus bertumbuh secara simultan agar produktivitas nasional meningkat secara signifikan.

“Kita melihat semua sektor harus bertumbuh, dari agrikultur dan manufaktur, dan tambahannya mungkin sektor jasa. Sekitar 70 persen produktivitas datang dari sektor jasa kalau kita lihat dari benchmark negara-negara tetangga,” ujarnya.

Phillia menekankan, agar Indonesia bisa mencapai sustainable inclusive growth, skala usaha menengah dan besar perlu diperbesar dua hingga tiga kali lipat. “Medium dan large company kita harus dua setengah sampai tiga kali lebih besar dari yang sekarang supaya lebih banyak pekerjaan yang masuk ke sektor formal dan tidak informal. Kalau informal, ekonomi tidak akan berkelanjutan,” tegasnya.

Ia juga mengajak pemangku kepentingan untuk mengadopsi pendekatan baru dalam pembangunan ekonomi melalui konsep “lima bentuk kapital”: financial capital, human capital, institutional capital, infrastructure capital, dan entrepreneur capital.

“Kita harus membangun trust, infrastruktur, dan semangat kewirausahaan supaya mereka yang masuk ke dunia usaha punya ambisi lebih besar,” tuturnya.

Phillia menegaskan bahwa hanya dengan kombinasi kelima bentuk modal itu, Indonesia dapat memperkuat fondasi ekonomi dan memastikan pertumbuhan yang inklusif serta tahan terhadap ketidakpastian global.