Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Anadolu
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Senin bahwa Israel tidak akan melakukan serangan lebih lanjut di Qatar. Minggu lalu, Doha terus menerus lakukan penyerangan dalam sebuah operasi yang katanya dimaksudkan untuk menyingkirkan para pejabat senior Hamas.
"Yah, dia tidak akan menyerang Qatar," kata Trump tentang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat menjawab pertanyaan wartawan di Ruang Oval, seperti dikutip Anadolu, Selasa 16 September 2025.
Qatar, kata Trump, telah "menjadi sekutu yang sangat baik, dan banyak orang tidak tahu itu, tetapi dia tidak akan menyerang Qatar. Dia mungkin akan menyerang mereka."
Tidak jelas apa yang dimaksud presiden, tetapi komentar tersebut tampaknya membuka peluang bagi Netanyahu untuk mengambil tindakan lain terhadap tokoh-tokoh Hamas di negara Teluk Arab tersebut.
Trump selanjutnya membantah laporan dari situs web berita
Axios bahwa Netanyahu memberitahunya secara pribadi tepat sebelum Israel melakukan serangan Selasa lalu di Doha.
"Tidak, mereka tidak tahu," kata Trump. Ketika ditanya bagaimana ia mengetahui serangan tersebut, Trump menjawab, "dengan cara yang sama seperti Anda."
Setelah serangan tersebut, Gedung Putih mengatakan militer AS memberi tahu pemerintah bahwa serangan akan terjadi setelah rudal-rudal tersebut mengudara, mengklaim Trump tidak memiliki kesempatan untuk menolak.
Para pemimpin dalam pertemuan puncak darurat Arab-Islam di Doha memperingatkan pada hari Senin bahwa serangan Israel terhadap Qatar memiliki konsekuensi berbahaya bagi kawasan tersebut, dan mendesak tindakan kolektif untuk melawan upaya Israel memaksakan realitas baru di Timur Tengah.
Pernyataan terakhir yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Qatar, QNA, mengutuk serangan terhadap Doha dan menyuarakan solidaritas penuh dengan Qatar. Pertemuan puncak tersebut mengatakan agresi Israel "merusak peluang untuk mencapai perdamaian di kawasan tersebut."
Pernyataan tersebut menekankan perlunya "menentang rencana Israel untuk memaksakan realitas baru di kawasan tersebut dan memperingatkan bahwa upaya tersebut menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan regional dan internasional."