Jakarta: Wakil Menteri Perindustrian sekaligus mantan aktivis 98, Faisol Riza, menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto membuka peluang bagi penyelesaian agenda perjuangan yang belum selesai. Ia menekankan idealisme tetap menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan publik di berbagai sektor.
Faisol menjelaskan bahwa keterlibatan mantan aktivis di pemerintahan mencerminkan kesinambungan semangat perubahan sejak masa reformasi. Kehadiran mereka disebut selaras dengan upaya mewujudkan perbaikan secara menyeluruh.
"Jangan salah, bahwa kita ini masih memiliki perjuangan-perjuangan yang belum selesai. Dan perjuangan-perjuangan itu kan berangkat dari idealisme," ujar Faisol dalam salah sebuah kanal sinar, Penjaga Harapan, yang dikutip, Senin, 7 Juli 2025.
Ia menyebut kerja sama antara pemerintah dan kalangan aktivis dapat menghasilkan kebijakan yang lebih berpihak pada kepentingan masyarakat. Pertemuan nilai bersama dinilai menjadi salah satu fondasi penting dalam proses kerja kolektif.
"Tetapi dari sudut pandang kita, dari sudut pandang aktivis, misalnya saya sedikit mewakili mereka, ya itu tadi, ada pertemuan nilai, pertemuan kepentingan yang dirasa bahwa: oh, mungkin bisa nyambung, mungkin bisa diwujudkan, mungkin bisa berbentuk sesuatu. Nah, itu juga bagian dari perjuangan," jelasnya.
Faisol menegaskan setiap sektor pemerintahan memiliki mandat untuk memperjuangkan kebutuhan publik yang sering kali tidak tampak secara kasatmata. Ia mencontohkan bidang lingkungan hidup, agraria, energi, dan industri yang memerlukan kerja konsisten.
"Nah, itu bagaimana kita perjuangkan agar menjadi sesuatu yang nyata, bisa diwujudkan. Dan di dalam pemerintahan pun ada perjuangan, bukan berarti tidak ada perjuangan. Misalnya, kepentingan masing-masing sektor: lingkungan hidup, kementerian agraria, kementerian ESDM, dan stakeholder-nya masing-masing, termasuk perindustrian, itu semua memiliki perjuangan-perjuangan yang mungkin tidak terlihat," imbuhnya.