Hujan deras melanda sejumlah wilayah di Tiongkok. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 27 July 2025 14:01
Beijing: Hujan deras yang melanda Beijing dan wilayah utara serta timur laut Tiongkok telah menewaskan dua orang dan memaksa ribuan warga mengungsi, seiring peringatan dari otoritas terkait potensi bencana lanjutan seperti tanah longsor dan banjir bandang.
Menurut laporan media CCTV dan dikutip AsiaOne pada Minggu, 27 Juli 2025, dua orang dilaporkan tewas dan dua lainnya masih hilang di Provinsi Hebei. Di Kota Baoding, wilayah industri di Hebei, curah hujan mencapai rekor 145 mm per jam di Fuping.
Kementerian Sumber Daya Air Tiongkok mengeluarkan peringatan banjir yang ditargetkan ke 11 provinsi dan wilayah, termasuk Beijing dan Hebei, dengan risiko tinggi pada sungai kecil hingga sedang serta aliran air dari pegunungan.
Banjir dan tanah longsor telah berdampak pada banyak desa di Distrik Miyun, Beijing. Kota kecil Fengjiayu menjadi wilayah yang paling terdampak, dengan aliran listrik dan komunikasi terputus di beberapa desa, lapor CCTV. Lebih dari 3.000 warga telah dievakuasi dari wilayah tersebut, menurut Beijing News Radio.
Pemerintah Kota Beijing sebelumnya telah mengeluarkan peringatan akan bencana geologi, termasuk longsor dan banjir lumpur, menyusul hujan deras yang kembali mengguyur wilayah Baoding—dengan volume setara satu tahun curah hujan dalam waktu singkat.
Tiongkok utara dalam beberapa tahun terakhir dilanda curah hujan yang sangat tinggi, memperlihatkan kerentanan kota-kota padat penduduk seperti Beijing terhadap risiko banjir. Sejumlah ilmuwan mengaitkan peningkatan hujan ekstrem ini dengan perubahan iklim global.
Di Baoding, Stasiun Xizhuang mencatat curah hujan hingga 540 mm hanya dalam delapan jam—melebihi rata-rata tahunan kota yang sekitar 500 mm. Bencana ini berdampak pada lebih dari 46.000 orang dan memaksa 4.655 orang untuk mengungsi, ungkap CCTV.
Pemerintah Tiongkok terus memantau cuaca ekstrem ini karena dapat menguji ketahanan infrastruktur pengendali banjir yang menua, memicu pengungsian massal, serta mengancam sektor pertanian senilai USD2,8 triliun.
Baca juga: Suhu di Tiongkok Lampaui 48 Derajat Celcius, Pemerintah Keluarkan Peringatan