Salah satu sudut barang thrifting pedangan di Yogyakarta. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
Ahmad Mustaqim • 3 November 2025 12:02
Yogyakarta: Pedagang pakaian bekas impor di Yogyakarta tidak terlalu khawatir dengan wacana larangan thrifting. Sebagian pedagang bahkan berencana membuat brand sendiri jika larangan benar-benar diberlakukan.
Salah seorang pedagang pakaian bekas impor, DR, mengaku tidak menghiraukan wacana tersebut meski secara pribadi menolaknya. "Peraturannya akan seperti apa dulu. Memang masih pro dan kontra sebenernya," kata DR di Yogyakarta, Senin, 3 November 2025.
Ia menolak wacana larangan karena menyukai model dan kualitas pakaian impor. Meski pernah dipakai, DR mengatakan pilihan barangnya tidak membosankan. "Tapi kalau benaran sampai disetop ya kemungkinan gawe brand dewe (membuat brand sendiri). Memang dunia saya di fashion," ujarnya.
DR mengatakan barang impor tersebut belum tentu bisa dijumpai dari buatan lokal. Ia berusaha mempertahankan usaha yang sudah dibangun. "Tapi di poin atas tadi misal tetap dilarang dan tidak ada barang sekali, saya akan membuat sendiri, itu memang butuh modal dan waktu," kata DR.
Baca Juga : Larangan Impor Pakaian Bekas Diprotes Pedagang Thrift Makassar

Salah satu sudut barang thrifting pedangan di Yogyakarta. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
"Jadi thrifting ini sudah ada pasarnya sendiri karena harganya lebih murah. Dan orangnya ya itu-itu saja. Kalau memang dilarang dan barangnya masih ada, ya tetap akan jualan," ucapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati, menyebut pengaturan dan pencegahan masuknya pakaian bekas impor cukup kompleks. "Pengawasan di bawah kewenangan bea cukai dan karantina ini di (tingkat) pusat. Apabila (sudah diberlakukan) ada pelarangan akan muncul resistensi sosial," kata Yuna.