Menhut Raja Juli Antoni saat meninjau Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Kota Bitung, Sulawesi Utara. . Foto: Istimewa.
Fachri Audhia Hafiez • 15 December 2024 20:43
Jakarta: Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyatakan sikap tegas terkait pelindungan satwa Indonesia. Dia mengecam aksi penyelundupan satwa Indonesia yang dijual ke pasar gelap.
"Selamatkan satwa kita, satwa adalah aset bangsa," kata Raja Juli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu, 15 Desember 2024.
Hal tersebut diungkap Raja Juli, saat meninjau Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Salah satu yang disorot yakni upaya penyelamatan satwa korban penyelundupan.
Dalam kunjunganya, Menhut Raja Antoni didampingi konservasionis dan ahli mikrobiologi Dr Willie Smits. Serta Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Hidup Mahfudz.
Menhut Raja Antoni melihat kemampuan 2 anjing yang biasa diperbantukan untuk melacak penyelundupan satwa. Salah satunya berjenis german shepherd.
Menhut Raja Antoni meminta sejumlah tempat yang menjadi pintu pelaku penyelundupan satwa dijaga anjing pelacak. Salah satunya seperti di Sorong yang merupakan pelabuhan terakhir Papua.
"Di Sorong dan Halmahera saya minta juga ada anjing pelacak sebagai upaya penggagalan penyelundupan satwa," kata Menhut Raja Antoni.
Selama 5 tahun terakhir, Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki penyelundupan 11 burung, 44 mamalia, dan 4 raptil di wilayah Bitung, Manado dan Gorontalo. Beberapa satwa juga berhasil diselamatkan dari rumah warga hingga pelabuhan, dengan total 683 satwa.
Pihak Tasikoke telah melakukan patroli 3 tahun terakhir setiap Desember, peredaran daging satwa liar dari provinsi-provinsi di Sulawesi ke Sulawesi Utara mengalami penurunan. Sejumlah daging satwa yang kerap dijual di pasar diantaranya daging babi hutan, kelelawar, biawak hingga ular piton.
CEO Yayasan Masarang dan Manager Program Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki Billy Gustafianto menjelaskan berbagai modus penyelundupan satwa kerap dilakukan. Menurut dia, banyak modus yang dilakukan pelaku.
?"Rata-rata kematian satwa karena tingkat penyelundupan. Penyelundupan burung biar ngak bersuara bisanya disiram air gula, burung yang diselundupkan," tuturnya.
Ia mengatakan Tasikoke telah mengembalikan 148 ekor burung ke habitat aslinya di Papua Barat. Ia mengatakan, satwa-satwa yang diselamatkan nantinya akan direhabilitasi sebelum akhirnya kembali dilepasliarkan.
"Kakatua koki sudah kita kembalikan ke Papua. Tidak semua satwa bisa dilepas liarkan, contohnya yang punya perilaku menyimpang, tidak bisa terbang lagi," ujarnya.