Kata Boy Thohir soal Penurunan Laba Adaro Energy

Ilustrasi Adaro Energy Indonesia. Foto: Dokumen Adaro Energy

Kata Boy Thohir soal Penurunan Laba Adaro Energy

Annisa Ayu Artanti • 1 November 2023 14:19

Jakarta: PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan penurunan laba bersih dan pendapatan selama sembilan bulan pertama 2023.

Laba bersih Adaro pada periode ini sebesar USD1,21 miliar atau Rp19,44 triliun, mengalami penurunan 35,96 persen dari capaian periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD1,9 miliar.

Pendapatan Adaro pada sembilan bulan pertama 2023 tercatat sebesar USD4,98 miliar, atau 16 persen lebih rendah daripada pendapatan pada di periode yang sama 2022.

Meski demikian, produksi dan penjualan masing-masing naik 12 persen dan 11 persen menjadi 50,73 juta ton dan 49,12 juta ton, yang diofset dengan penurunan 25 persen pada harga jual rata-rata (ASP).

“Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik. Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target full year 2023 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Bapak Garibaldi Thohir dalam siaran pers, Rabu, 1 Oktober 2023.
 
Baca juga: Cetak Rp15,3 Triliun, Laba Bersih United Tractors Turun 3%

Beban pokok pendapatan

Beban pokok pendapatan naik emiten bersandi ADRO naik 17 persen secara tahunan (yoy) USD2,99 miliar, terutama karena beban royalti PT Adaro Indonesia (AI) lebih tinggi daripada pada periode yang sama tahun lalu.
Biaya penambangan dan biaya pengolahan batu bara juga naik karena adanya kenaikan volume.

Pengupasan lapisan penutup naik 25 persen menjadi 217,43 juta bcm, dan nisbah kupas tercatat
sebesar 4,29x, atau naik 12 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya, total biaya bahan bakar naik 18 persen akibat kenaikan 33 persen pada konsumsi bahan bakar. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) naik 11 persen.

Sementara itu, beban usaha pada naik 43 persen yoy menjadi $332 juta, terutama karena pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah yang masih harus dibayar, dan kenaikan cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah.

EBITDA operasional ADRO turun 49 persen yoy menjadi USD1,94 miliar dan laba inti turun 39 persen menjadi USD1,41 miliar karena penurunan ASP dan kenaikan biaya.

Adapun total aset ADRO hingga akhir September 2023 naik empat persen menjadi USD10,39 miliar dibandingkan USD10,03 miliar pada akhir periode yang sama tahun lalu.

Saldo naik dua persen menjadi USD3,42 miliar sementara kas dan setara kas meliputi 33 persen total aset.

"Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang,” ucap dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)