PGN Diminta Umumkan Keputusan Suplai LNG ke Gunvor Awal 2024

PGN. Foto: MI

PGN Diminta Umumkan Keputusan Suplai LNG ke Gunvor Awal 2024

Achmad Zulfikar Fazli • 25 December 2023 14:29

Jakarta: PT PGN Tbk diminta memutuskan suplai LNG ke Gunvor pada awal tahun 2024. Pasalnya, naik dan turunnya harga saham subholding gas PT Pertamina (Persero) beberapa hari belakangan ini menunjukkan adanya kebingungan para investor di lantai bursa atas kinerja PGAS.

"Terbatasnya informasi yang disampaikan PGN ke publik maupun investor mengakibatkan sulitnya para analis bursa memahami berapa besar potensi kerugian akibat dari trading LNG dengan Gunvor Pte Ltd Singapore tersebut," ungkap Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Minggu, 24 Desember 2023. 

Menurut Yusri, komentar dari pengamat dan analis bursa yang optimistis PGN bisa mengatasi risiko dan kerugian bisnis justru malah akan menggiring investor dan pemegang saham semakin bingung.

"Sebab menurut LHP BPK RI aksi menandatangani MSPA dan CN saat itu bukan keputusan Direksi dan tidak melibatkan fungsi manajemen risiko PGN," kata Yusri. 

Yusri menambahkan kondisi ini sangat rawan bagi para pemegang saham minoritas akibat munculnya potensi goreng menggoreng saham yang berakibat tumbangnya para investor kecil.

Yusri menjelaskan investor kecil ini umumnya terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, para pekerja muda, dan sampai ke kalangan pensiunan yang mencari tambahan untuk sekadar menanggulangi kebutuhan hidup yang makin hari makin sulit. 

"Otoritas bursa saham semestinya bisa segera bertindak untuk mengamankan situasi agar animo masyarakat untuk berinvestasi di bursa tidak jeblok," kata Yusri.

Dari beberapa sumber, kata Yusri, sebenarnya dapat dikumpulkan data perkiraan yang bisa digunakan untuk menghitung potensi kerugian trading LNG PGN dengan Gunvor tersebut. 

Dari data-data maupun 'informasi terbatas' yang beredar dapat diketahui jumlah kargo yang diperjualkan adalah sebanyak delapan kargo setahun selama periode empat tahun mulai Januari 2024. Artinya total kargo yang dijual ke Gunvor adalah 32 kargo.

"Informasi lain juga terdengar bahwa harga jual LNG ke Gunvor adalah sekitar USD11,5/MMBTU dan denda maksimal yang bisa ditanggung PGN adalah sebesar 130 persen dari nilai kontrak," ujar Yusri. 

Yusri menjelaskan sumber lain juga menyebutkan kuantitas satu kargo LNG tersebut adalah 3 - 3,7 juta MMBTU. Dari data di atas, dapat dihitung perkiraan harga minimum 1 kargo LNG yang dikirim ke Gunvor adalah USD34.500.000,  sedangkan untuk harga maksimumnya adalah USD42.550.000. 

"Dari dua nilai minimum dan maksimum di atas, dapat dihitung bahwa potensi total kerugian selama periode kontrak yang akan dihadapi PGAS adalah antara sekitar USD1,435 miliar sampai dengan USD1,768 miliar atau setara Rp22,4 triliun," ulas Yusri.

Menurut LHP BPK RI April 2023, lanjut Yusri, potensi kerugian empat tahun periode kontrak sekitar USD117.972.000 hingga USD376.992.000,00 berdasarkan klaim atau denda Gunvor 33 persen dari nilai kargo.

"Potensi kerugian inilah yang sampai saat ini terkesan masih coba ditahan oleh manajemen PGN untuk di sampaikan ke publik dengan berlindung pada klausul 'Non Disclosure Agreement', ketika PGN  mengadakan 'online hearing' dengan PT BEI  pada 13 Desember 2023," ujar dia.

Menurut Yusri, penundaan penyampaian keterbukaan informasi, pada saatnya akan membukukan kerugian yang sangat besar pada investasi portofolio pemegang saham PGAS. Bahkan lebih jauh bisa menarik turun kinerja IHSG IDX secara keseluruhan. 

"Padahal, umum diketahui bahwa banyak dana pensiun yang berinvestasi di bursa termasuk di PGAS. Tidak terbukanya manajemen PGAS dalam hal penyampaian informasi ini menujukkan tidak adanya kepedulian atas potensi kerugian yang akan dihadapi para pemegang saham atau akibat ketidak mampuan mereka mengendalikan situasi," kata Yusri. 
 

Baca Juga: 

Kurangi Pemanasan Global, Peneliti Sarankan Negara Kaya Berhenti Gunakan Migas pada 2040


Padahal, kata Yusri, total kerugian yang mungkin menjadi tanggungan investor PGAS total nilainya bisa setara dengan total kerugian yang ditanggung PGN dari gagal trading LNG dengan Gunvor. 

"Untuk mencegah realisasi kerugian dari pemegang saham PGAS, OJK perlu segera melakukan investigasi menyeluruh atas transaksi LNG PGN tersebut dan segera mempublikasikan temuannya ke bursa. Upaya yang dilakukan manajemen PGN dalam mengelola risiko trading LNG ini tampaknya sumir," kata Yusri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)