Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 10 September 2024 08:49
Ankara: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan pembentukan aliansi negara-negara Islam untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai ‘ancaman ekspansionisme yang terus meningkat’ dari Israel di Timur Tengah, khususnya di Palestina.
Erdogan menyebutkan bahwa pejabat Israel ‘secara terbuka menyatakan’ keinginan mereka untuk menduduki seluruh wilayah Timur Tengah. Erdogan menegaskan bahwa aliansi negara-negara Islam adalah "satu-satunya langkah yang akan menghentikan arogansi Israel, banditisme Israel, dan terorisme negara Israel."
“Setelah Gaza, giliran akan datang bagi negara-negara lain di wilayah tersebut. Giliran akan datang bagi Lebanon, Suriah,” ujar Erdogan, seperti dikutip RTE, Selasa 10 September 2024.
“Mereka akan mengarahkan pandangan mereka ke Tanah Air kita di antara Tigris dan Efrat,” imbuh Erdogan.
Erdogan kemudian memuji Hamas karena "mempertahankan Gaza" dan "tanah Islam," termasuk Turki.
Dalam sebuah posting di X, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengecam Erdogan karena menyebarkan "kebohongan dan hasutan yang berbahaya," dan menambahkan bahwa "Israel membela perbatasan dan warga negaranya" dari poros proksi teror Iran.
Komentar Erdogan ini muncul setelah Turki mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS dan pertimbangan yang sedang berlangsung untuk mengajukan keanggotaan di Organisasi Kerja Sama Shanghai, entitas yang ada untuk merusak kohesi Barat.
“Selain itu Erdogan mendefinisikan ulang Turki sebagai musuh aliansi transatlantik. Setiap contoh mengabaikan retorika Erdogan sebagai hiperbola belaka adalah batas lain yang berhasil ia lewati,” ucap Sinan Ciddi, Peneliti Senior Non-Residen FDD.
"Seruan Erdogan agar negara-negara Islam membentuk aliansi untuk mengisolasi Israel kemungkinan akan gagal dan gagal total. Israel terus bekerja secara produktif dengan negara-negara tetangganya dan negara-negara lain yang telah bergabung dengan Abraham Accord,” sebut Ciddi.
Banyak negara merasakan manfaat ekonomi dan diplomatik dari normalisasi hubungan dengan Israel dan peningkatan hubungan dengan Amerika Serikat. Meskipun Erdogan telah menyerukan embargo ekonomi terhadap Israel, perdagangan antara Israel dan Turki terus berlanjut.
Sementara Direktur Hubungan Kongres di FDD Action, Tyler Stapleton retorika terbaru Erdogan ini akan menjadi taktik gagal lainnya untuk mengulang propaganda Hamas guna menarik basis politiknya.